LSI Denny JA: PDIP Berpotensi Kalah Jika Mengusung Puan Maharani Sebagai Capres pada 2024

- 18 Juni 2021, 23:28 WIB
Peneliti LSI Denny JA Adjie Alfaraby
Peneliti LSI Denny JA Adjie Alfaraby /Sumber: Kanal YouTube Aveecena/

SEPUTARTANGSEL.COM – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) berpotensi kalah jika mengusung Ketua DPR RI Puan Maharani sebagai calon Presiden atau Capres pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Prediksi ini disampaikan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA.

“Jika Puan dicalonkan sebagai calon Presiden oleh Megawati yang merupakan Queen Maker maka Puan berpotensi dikalahkan calon Presiden lain karena hanya mengantongi elektabilitas 2 persen,” kata peneliti LSI Denny JA Adjie Alfaraby dalam konferensi pers daring pada Kamis, 17 Juni 2021, di kanal YouTube Aveecena.

Baca Juga: Baliho Puan Maharani Sudah Bertebaran, Netizen: Masih Lama, Keburu Catnya Luntur

Jika PDIP tetap mengusung Puan Maharani dalam Pilpres 2024 mendatang maka PDIP berpotensi kehilangan kemenangan yang ketiga kalinya untuk menduduki kursi pemerintahan.

Pasalnya, PDIP sudah dua kali berturut-turut meraih kemenangan, yaitu pada Pilpres 2014 dan Pilpres 2024.

Tetapi prediksi ini dapat berubah dengan syarat elektabilitas Puan Maharani berada di atas 25 persen.

Baca Juga: Walikota Tangerang Tetapkan RSUD Kota Tangerang sebagai Rumah Sakit Khusus Covid-19

“Jika Januari atau Februari 2023 atau satu tahun menjelang pelaksanaan Pilpres elektabilitas Puan di atas 25 persen, maka kondisinya akan berubah,” jelas Adjie.

Adjie juga menjelaskan PDIP akan berada di posisi yang tidak menguntungkan jika mengusung Puan Maharani sebagai calon Wakil Presiden dan dipasangkan dengan calon Presiden Prabowo Subianto yang merupakan Ketua Umum Partai Gerindra.

“Jika Puan diusung sebagai calon Wakil Presiden dan calon Presiden jatuh pada Prabowo maka PDIP memberikan panggung kepada Gerindra yang berpotensi menjadi partai terbesar dalam Pemilu 2024,” pungkas Adjie.

Baca Juga: Aktor Wan Abud Meninggal, Sang Istri Ungkap Penyebabnya

Hal tersebut dapat terjadi karena Partai Gerindra berpotensi mendapatkan coattail effect atau efek ekor jas karena mencalonkan Prabowo sebagai presiden. Fakta pada gelaran Pilpres selalu menunjukkan bahwa calon yang diusung dapat memberikan efek tertentu bagi partai.

“Pada Pilpres 2014 dan 2019, adanya efek Jokowi membuat PDIP menjadi partai pemenang pemilu atau bahkan menjadi partai dengan perolehan suara terbesar,” jelas Adjie.

Di sisi lain jika Puan Maharani sebagai calon Wakil Presiden dan dipasangkan dengan tokoh populer lain misalnya Anies Baswedan sebagai calon Presiden maka kemungkinan elite PDIP belum tentu menyetujuinya. Hal ini karena perbedaan ideologi partai.

Baca Juga: Siapakah Mohammed Rashid, Pemain Baru yang Didatangkan Persib Bandung?

“PDIP kita ketahui partai yang saklek terhadap ideologi yang mereka yakini, sehingga jika ada calon yang berlainan secara ideologi, maka akan menjadi PR internal PDIP,” pungkas Adjie.***

Editor: Ignatius Dwiana


Tags

Terkait

Terkini

x