297 Juta Data Penduduk Indonesia Bocor, Ketua MPR RI Bamsoet Desak Kominfo-Sandi Negara Turun Tangan

- 21 Mei 2021, 15:42 WIB
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo /Sumber: bambangsoesatyo.info/


SEPUTARTANGSEL.COM - Data penduduk Indonesia sebanyak 297 juta diduga telah bocor dan dijual secara online di forum peretas Raid Forums pada 12 Mei 2021.

Data penduduk yang bocor disebut berasal dari data peserta jaminan sosial kesehatan yang dikelola BPJS Kesehatan.

Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Bambang Soesatyo meminta Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama perangkat Polri seperti Bareskrim dan Direktorat Tindak Pidana Siber serta Badan Siber dan Sandi Negara menginvestigasi tuntas dugaan kebocoran data 297 juta penduduk Indonesia.

Baca Juga: Lirik Lagu Agnez Mo - F Yo Love Song, Single Terbaru

Menurut Bamsoet panggilan akrabnya, persoalan kebocoran data penduduk bukanlah perkara main-main atau persoalan kecil melainkan perkara serius.

"Kebocoran data tersebut bukan persoalan main-main, bukan persoalan kecil namun sangat serius," kata Bambang Soesatyo dalam keterangannya di Jakarta, dikutip dari Antara, Jumat 21 Mei 2021.

Politisi Partai Golkar itu menilai bahwa di era digital seperti saat ini data merupakan kekayaan nasional yang mesti dijaga.

Baca Juga: Lirik Lagu Deritaku - Betrand Peto Putra Onsu, Versi Korea dan Indonesia

Lebih lanjut, Bamsoet mengatakan bahwa kedaulatan data menunjukan kedaulatan sebuah bangsa. Dia juga mengutip pernyataan Presiden Joko Widodo alias Jokowi bahwa data adalah "new oil", yaitu lebih berharga dari minyak.

"Selain ada kepentingan ekonomi yang tidak proper, kebocoran data tersebut menyangkut keamanan privasi warga negara Indonesia. Sekaligus menunjukkan perangkat hukum keamanan siber kita tidak kuat," ujarnya.

Bamsoet juga mengungkapkan bahwa di Indonesia tren kejahatan siber semakin meningkat sebagaimana laporan kepolisian hingga November 2020, terjadi sebanyak 4.250 laporan kejahatan siber.

Baca Juga: Yusril Ihza Mahendra Berduka, Mantan Dekan FHUI Prof. Mardjono Reksodiputro Meninggal Dunia

"Pada tahun 2019 jumlahnya mencapai 4.586 laporan, sedangkan pada tahun 2018 sebanyak 4.360 laporan," tuturnya.

Selain kebocoran data, Bamsoet juga mengatakan bahwa kejahatan siber memiliki ragam jenis, antara lain penipuan daring, penyebaran konten provokatif, pornografi, akses perjudian, pemerasan, peretasan sistem elektronik perbankan, intersepsi ilegal, hingga pengubahan tampilan situs dan gangguan sistem manipulasi data.

Mantan Ketua DPR RI ini juga mengutip data Pusat Operasi Keamanan Siber Nasional BSSN mencatat pada Januari-November 2020 terdapat 423 juta serangan siber ke Indonesia.

Baca Juga: CEK FAKTA: Viral Video Polisi Israel Cekik Anak Palestina hingga Tewas di Media Sosial

Data tersebut, menurut Bamsoet, meningkat tajam pada tahun 2019 yang berjumlah 290,3 juta, sedangkan pada tahun 2018 sebanyak 232,4 juta jiwa.***

Editor: Muhammad Hafid


Tags

Terkait

Terkini

x