Insiden Tenggelamnya Kapal Selam KRI Nanggala 402, Peneliti Sebut Adanya Anggaran Militer yang Terbatas

- 26 April 2021, 21:36 WIB
Ilustrasi KRI Nanggala 402.
Ilustrasi KRI Nanggala 402. / /instagram.com/@prabowo//


SEPUTARTANGSEL.COM - Kapal selam KRI Nanggala 402 yang hilang kontak di Perairan Selat Bali dan sejumlah 53 awak dinyatakan gugur itu telah menarik perhatian banyak pihak.

Seorang peneliti pertahanan dan keamanan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Muhammad Haripin, ikut memberikan tanggapan atas peristiwa tenggelamnya kapal selam yang berada di kedalaman 838 meter di bawah permukaan laut tersebut.

Menurut Haripin, masalah ini diperumit lantaran anggaran untuk perlengkapan militer sangat terbatas. Oleh sebab itu, pemerintah Indonesia masih tetap menggunakan persenjataan dan peralatan yang sudah tua.

Baca Juga: Doakan Awak Kapal KRI Nanggala 402 yang Gugur Masuk Neraka, Gus Umar Hasibuan: Biadab Nih Orang

"Karena perlengkapan militer kami sangat terbatas dan anggaran kami terbatas, kami terus menggunakan peralatan militer yang sudah tua," kata Haripin, seperti dikutip Seputartangsel.com dari CNA pada Senin, 26 April 2021.

Sementara itu, menurut Beni Sukadis, seorang peneliti senior di bidang konsultan pertahanan dan keamanan, Marapi Consulting mengatakan bahwa peralatan lama akan baik-baik saja apabila dirawat dengan baik.

“Tapi, kami harus memastikan bahwa peralatan tersebut tidak melebihi umur yang diharapkan. Sebuah kapal bisa dirombak dan dipasang seluruhnya dengan mesin baru, persenjataan dan elektronik. Namun, kita harus waspada terhadap integritas struktur peralatan, kata Sukadis dalam pernyataannya.

Baca Juga: Tak Setuju KKB Papua Dilabeli Teroris, Natalius Pigai: Ada Skenario Besar Dibalik Label

Sukadis mengatakan peralatan lama memang lebih berisiko yang dapat menyebabkan insiden yang tidak dinginkan.

"Peralatan lama lebih berisiko pecah yang dapat menyebabkan insiden bencana. Strukturnya mungkin telah melemah selama bertahun-tahun dan pabrikan terkadang tidak lagi memproduksi suku cadang untuk beberapa model lama mereka," kata Sukadis.

Halaman:

Editor: Harumbi Prastya Hidayahningrum


Tags

Terkait

Terkini

x