“Kejadian ini baru pertama kami terjadi sehingga kami sangat khawatir akan munculnya bencana baru karena ketinggian air terus bertambah,” ujar Henri Lasa dengan khawatir.
Baca Juga: Legenda Animasi Hanna-Barbera Diabadikan di Studio WarnerMedia
Baca Juga: Sejarah Lambang dan Bendera Partai Demokrat, Simak Penjelasan Steven Rumangkang
Sejak badai Seroja, belasan sumber air muncul di sekitar danau sehingga ketinggiannya terus bertambah. Warga khawatir hal tersebut berdampak luas. Apalagi diketahui, sumber mata air juga muncul di sekitar rumah penduduk.
“Kami sudah tidak bisa masak dalam dapur karena air muncul dalam rumah sejak danau ini terbentuk. Bahkan, di depan rumah kami juga muncul sumber mata air baru,” ujar Batz Sabebeno, seorang warga lain.
Sebelumnya, sumber air juga muncul di wilayah timbunan longsor di Desa Tunbaun Kupang. Hal tersebut terjadi sekitar 50 meter dari pemukiman warga.
Baca Juga: Menaker Minta BPJS Kesehatan Percepat Integrasi Data Kepesertaan Jaminan Kehilangan Pekerjaan
Baca Juga: Pers Adalah Pilar Demokrasi Paling Sehat Kata Menko Polhukam
Dikutip dari Antara, warga sekitar dilarang mendekati reruntuhan. Apalagi di tepat tersebut tanah terus bergerak sehingga dikhawatirkan terjadi bencana susulan.
“Ketika warga mendatangi lokasi longsoran untuk melihat harta benda mereka yang masih bisa diselamatkan melihat ada muncul air yang besar dari lokasi longsoran,” ujar Camat Amarasi Barat Kornelis Nenoharan.***