Baca Juga: Moeldoko Mau Kudeta Demokrat, SBY, Prabowo Subianto, dan Wiranto Dibawa-bawa oleh Musni Umar
Secara lebih lanjut, Refly mengatakan bahwa dirinya percaya tentang adanya upaya untuk pengambilalihan paksa Partai Demokrat.
Pasalnya, saat ini beberapa 'wadah' partai politik di lingkaran Istana masing-masing sudah ada yang menempati.
Sementara itu, posisi Moeldoko yang berasal dari non partai belum cukup kuat untuk masuk ke dalam bursa pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Baca Juga: Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo Temukan Pompa Tidak Berfungsi Saat Inspeksi Banjir Semarang
Baca Juga: Laut Natuna Utara Belum Selesai, Kini China Mengklaim Perairan di Senkaku Jepang
"Jadi tidak heran kalau seandainya ada keinginan untuk misalnya melakukan mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat. Kalau Moeldoko menjadi ketua umum Partai Demokrat, maka lingkar Istana akan menjadi sesak dengan calon-calon. Kepemimpinan Partai Demokrat otomatis akan mendongkrak elektabilitas Moeldoko sebagai calon presiden dan mematikan AHY," ujar Refly.
Kemudian, Refly menduga bahwa Jokowi juga memiliki kepentingan dalam isu kudeta Partai Demokrat.
Hal ini berkaitan dengan keluarganya, Bobby Nasution dan Gibran Rakabuming Raka.
Baca Juga: Memanas, Joe Biden Diberi Waktu 2 Minggu, Ini Ancaman Iran ke AS jika Tak Selesaikan Perjanjian