Bambang Pacul Meradang! Tantang TEMPO Buktikan Aliran Dana Suap Bansos dalam Pemenangan Pilkada

- 21 Desember 2020, 11:59 WIB
Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto
Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto /Ambar Adi Winarso / kendalku.com

SEPUTARTANGSEL.COM - Pemberitaan dugaan aliran dana korupsi bansos senilai 17 Miliar masih jadi topik bahasan Majalah TEMPO yang pertama kali membuat liputan investigasi soal bansos.

Atas pemberitaan itu, Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPP PDI Perjuangan (PDIP), Bambang 'Pacul' Wuryanto menantang pihak maupun media yang menuding partainya mendapatkan upeti atau jatah dari aliran dana suap bansos. Kasus yang menyeret Menteri Sosial nonaktif, Juliari Peter Batubara ini diminta Bambang untuk membuktikan tuduhan tersebut.

Bambang mengaku tak terima dengan tudingan tersebut. Dia memastikan bahwa tuduhan itu tak akan bisa dibuktikan baik oleh pihak manapun termasuk media yang memberitakan.

Baca Juga: Sritex Bantah Direkomendasikan Gibran dalam Proyek Pengerjaan Tas Bansos

Baca Juga: Staf Kedubes Jerman Sambangi FPI, Kemenlu Minta Klarifikasi

"Saya pastikan dia (TEMPO) nggak bisa membuktikan. Saya ketua pemenangan pemilunya. Kasih tahu kalau ketua pemenangan pemilunya marah," kata Bambang saat dihubungi awak media, Minggu 20 Desember 2020.

Bambang meminta TEMPO untuk mempertanggung jawabkan pemberitaanya terhadap publik. 

"Buktikan. Jangan hanya sejumlah itu siapa saja? itu namanya trial by the press," ujarnya.

"Saya sebagai ketua pemenangan pemilu menjamin tak ada dana sepeser pun untuk pemenangan pilkada ini. Saya komandan tempurnya. Jadi jangan ngawur itu," imbuhnya

Baca Juga: Demokrat Bawa Nama Jokowi Usai Gibran Rakabuming Diduga Terseret Kasus Korupsi Bansos Covid-19

Baca Juga: Hanguskan 7 Rumah, Belum Bisa Disimpulkan Penyebab Kebakaran Mako Brimob Kelapa Dua

Diberitakan Majalah TEMPO sebelumnya, sejumlah pejabat hingga para calon kepala daerah yang diusung partai berlogo banteng itu diduga ikut menerima aliran dana dari perkara dugaan suap bansos Covid-19 yang membelit Mensos nonaktif Juliari Batubara.

Majalah TEMPO memberitakan sebuah temuan dari salah satu narasumber yang menyebut ada rekomendasi dari anak pak lurah atau diduga putra presiden Jokowi yang ikut terlibat dalam pemilihan mitra pembuatan tas goodie bag yang akhirnya dibuat oleh Sritex.

Aliran uang juga disebut diterima oleh seorang ketua komisi di DPR RI hingga pejabat di Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Program bantuan bagi masyarakat yang terkena dampak Covid-19 tersebut diduga dirancang untuk menjadi proyek bancakan dan pemenangan sejumlah calon kepala daerah dari partai PDI Perjuangan.

PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex adalah satu dari enam perusahaan yang ditunjuk Kemensos menggarap proyek pembuatan tas kain untuk penyaluran bansos. Padahal, semula, proyek ini dijanjikan kepada perusahaan kecil dan menengah.

Baca Juga: Pemerintah Bangun Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat, Kemenhub: untuk Tingkatkan Efisiensi

Baca Juga: Putra Jokowi, Gibran Rakabuming Terseret Kasus Korupsi Bansos, Ferdinand Hutahaean: Menarik

Disebutkan, nama Sritex muncul setelah mendapat rekeomendasi dari anak Presiden Joko Widodo yang maju di Solo, Gibran Rakabuming Raka.

Meski pihak manajemen Sritex membantah dan mengatakan bahwa pihaknya tak pernah berinisiatif untuk meminta proyek pembuatan tas kain penyaluran bansos Covid-19 di Jawa Tengah. Penawaran, menurut Corporate Communication PT Sritex, Joy Citradewi justru datang dari Pihak Kemensos.

"Informasi dari Marketing, kami diapproach oleh Kemensos untuk pemesanan tas goodie bag bansos ini," ujar Corporate Communication PT Sritex, Joy Citradewi, Minggu 20 Desember 2020.

Dalam kunjungannya ke pabrik Sritex di Kabupaten Sukoharjo pada pertengahan Juli lalu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Sosial (Kemensos), Hartono Laras menyebut Kemensos menggandeng PT Sritex untuk membuat 1,9 juta tas kain.

Baca Juga: Lokasi Pelayanan SIM Keliling di Jakarta Hari Ini, Senin 2 Desember 2020

Baca Juga: Operasi Lilin 2020 Siapkan 70 Titik Untuk Tes Swab Antigen Bagi Pelanggar Prokes Covid-19

Namun, Joy enggan membeberkan berapa harga dan jumlah tas yang dipesan Kemensos. Dia juga mengaku tak pernah berkomunikasi dengan Gibran yang disebut merekomendasikan perusahaan tersebut mendapat proyek pembuatan tas kain bansos.

"Tidak ada komunikasi dengan Mas Gibran. Tidak ada sangkut paut, murni kerja sama dengan Kemensos untuk pengadaan tas," tulis Joy lagi.***

Editor: Fandi Permana


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x