Berkenalan dengan Pahlawan Kesehatan Indonesia: Prof. Sri Rezeki Hadinegoro

11 November 2020, 13:02 WIB
Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak di Universitas Indonesia, Prof. Sri Rezeki Hadinegoro. /Foto: Dok. Pribadi/

SEPUTARTANGSEL.COM - Saat ini Indonesia masih berjuang untuk dapat memproduksi vaksin Covid-19 secara mandiri.

Di balik upaya ini, ada orang-orang yang memiliki andil besar. Salah seorang dari mereka adalah Prof. Dr. dr. Sri Rezeki Hadinegoro.

Perempuan kelahiran Solo, 14 Mei 1946 ini, mulai akrab dengan vaksin sejak dia bergelut dengan penyakit infeksi pada anak-anak.

Baca Juga: Presiden Turki Akhirnya Ucapkan Selamat Untuk Kemenangan Joe Biden

Baca Juga: Hore, Cek Rekeningmu! Bantuan Subsidi Upah BLT BPJS Ketenagakerjaan Termin II Sudah Cair

Baginya, kesehatan anak adalah ilmu tersulit dalam kedokteran. Alasannya sederhana, bayi dan anak-anak sulit untuk ditanya sehingga dokter punya tantangan tersendiri dalam memberikan diagnosis.

Berangkat dari minat yang digelutinya, Prof. Sri berpikir bahwa imunisasi perlu dilakukan lebih masif untuk mencegah terjangkitnya penyakit infeksi pada anak-anak.

Seiring berjalannya waktu, Prof. Sri kemudian bertugas di RS Cipto Mangunkusumo dan semakin banyak bergelut dengan penyakit infeksi pada anak-anak.

Baca Juga: Dikabarkan Akan Temui Habis Rizieq Pagi Ini, Ternyata Anies Baswedan Berkunjung Semalam

Baca Juga: POPULER HARI INI: Habib Rizieq Pulang ke Indonesia, Ini Komentar Politisi PDIP Hingga PKS

Perjalanan Prof. Sri dalam memperjuangkan imunisasi semakin matang setelah dirinya didapuk sebagai Ketua Satgas Imunisasi dalam Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan menjadi Ketua Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) sampai saat ini.

Sejak awal, Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak di Universitas Indonesia ini menyadari bahwa permasalahan kesehatan anak-anak Indonesia cukup besar.

Kesadaran tentang betapa pentingnya vaksin semakin terpupuk setelah dirinya pindah tugas ke Jakarta dan merintis program karang balita, yang kemudian bertransformasi menjadi posyandu.

Baca Juga: Tokoh Lebanon: Saatnya Berdamai dengan Israel, Tapi Tidak dengan Hizbullah

Baca Juga: Fadli Zon Dukung Perubahan Nama Provinsi Jawa Barat Menjadi Provinsi Sunda

Bagi Prof. Sri, vaksinasi atau imunisasi merupakan standar kesejahteraan sebuah negara. Cakupan vaksinasi yang luas, memberi gambaran sejauh mana negara tersebut maju- baik secara ekonomi atau sosialnya.

"Jadi kalau mau melihat standar sejahteranya satu negara, imunisasi adalah salah satu indikatornya," katanya dalam Dialog Produktif bertema ‘Berjuang Tanpa Lelah Menyiapkan Vaksin’ yang digelar di Media Center Komite Penanganan Covid -19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Selasa 10 November 2020.

Dalam upaya pencegahan penyakit, Prof. Sri menyebutkan ada dua aspek dasar yang harus dipenuhi oleh negara: air bersih yang merata dan imunisasi.

Baca Juga: Gunung Merapi Siaga, BPPTKG: Volume Magma Melebihi 2006

Baca Juga: Pagi Ini, Anies Temui Habib Rizieq di Kediamannya

Saat dua hal ini bisa disediakan oleh negara, maka 70 persen masalah kesehatan anak terkait infeksi dapat diatasi.

Perempuan yang dilantik sebagai Guru Besar FKUI pada 2010 lalu ini, menempuh pendidikan kedokterannya di Fakultas kedokteran Universitas Padjajaran, Bandung dan lulus pada tahun 1972.

Baca Juga: Wow, 73,7 Persen Rakyat Indonesia Sudah Terkoneksi Internet

Baca Juga: Penyuntikan Vaksin Covid-19 ke 1.620 Relawan Selesai, Tinggal Dipantau Sampai Enam Bulan

Kemudian melanjutkan ke program spesialis FKUI dengan spesialisasi Ilmu Kesehatan anak hingga tahun 1983.

Gelar doktor ilmu kesehatan anak didapatnya dari Universitas Indonesia pada tahun 1996. Selain itu, Prof.Sri juga sempat menempuh pendidikan tambahan di Jepang.***

Editor: Sugih Hartanto

Tags

Terkini

Terpopuler