SEPUTARTANGSEL.COM - Tewasnya Brigadir J alias Brigadir Yosua di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo terus menjadi perhatian publik.
Banyak spekulasi yang muncul terkait tewasnya Brigadir J usai terlibat baku tembak dengan Bharada E.
Salah satu tokoh yang menyoroti kasus ini adalah Pengamat politik Rocky Gerung.
Rocky Gerung mengatakan, sama seperti tragedi penembakan 6 laskar FPI di KM 50 Tol Jakarta-Cikampek pada 2020 lalu, publik dan pihak keluarga juga berhak mengetahui fakta di balik tewasnya Brigadir J.
"Demikian juga soal KM 50, tetap hak publik untuk tahu dan hak keluarga dari 6 korban itu untuk mendapat keterangan selengkap-lengkapnya. Karena ini akan menyangkut citra keluarga-keluarga ini di masa depan," kata Rocky Gerung.
Rocky Gerung menegaskan, kasus penembakan 6 laskar FPI dan tewasnya Brigadir J di rumah Ferdy Sambo harus dibuka secara terang-benderang demi tegaknya keadilan.
Rocky Gerung menilai, saat ini masyarakat banyak mengaitkan kasus penembakan 6 laskar FPI di KM 50 dengan tewasnya Brigadir J.
Baca Juga: Penuh Kejanggalan, Mbah Mijan Siap 'Turun Gunung' Bongkar Kasus Tewasnya Brigadir J
"Kalau dia bercampur, maka semakin susah kita ingin melihat kerja profesional dari kalangan Kepolisian," ujarnya, dikutip SeputarTangselcom dari kanal YouTube Rocky Gerung Official pada Jumat, 15 Juli 2022.
"Demi kejernihan berpikir saja dan demi pertanggungjawaban pidana sekaligus penghormatan terhadap tubuh yang dilecehkan, terutama tubuh yang memang sudah tewas. Terutama hak batin sebetulnya dari keluarga Brigadir Yosua," kata Rocky Gerung menambahkan.
Lebih lanjut, Pendiri Setara Institute itu melihat bahwa publik saat ini mulai mempertanyakan mengapa Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sampai membentuk tim khusus untuk menyelidiki kasus Brigadir J.
"Apakah ini sesuatu yang betul-betul serius secara penyidikan? Apakah teknik scientific method itu harus memerlukan tim khusus itu?" ucapnya.
Rocky menegaskan, dirinya mendorong setiap pihak, terutama Kepolisian untuk menjaga privasi pihak-pihak yang terlibat dalam kasus ini.
Setelah itu barulah sensasi terkait tewasnya Brigadir J diurai satu-persatu. Namun, ia tekankan bahwa penyelidikan harus dilakukan bukan karena munculnya sensasi.
Mantan Dosen Filsafat Universitas Indonesia itu pun meminta agar Kepolisian mempercepat proses penyelidikan tewasnya kasus Brigadir J.
"Kalau semua hal yang diduga publik itu diperlihatkan dengan cepat oleh polisi, entah itu bantahan atau afirmasi, maka kita lebih masuk akal dalam memahami peristiwa ini," tegas Rocky Gerung.***