Rizal Ramli Heran Pertamina Rugi Rp191 Triliun tapi Petronas Untung Rp853 triliun: Ahok Memang Bacot Gede

3 Juni 2022, 09:59 WIB
Rizal Ramli heran soal kerugian Rp 191 Triliun yang dialami Pertamina saat Petronas mengalami keuntungan /Foto: Twitter/RamliRizal/

SEPUTARTANGSEL.COM - Ekonom senior, Rizal Ramli merasa heran dengan Pertamina yang mengalami kerugian mencapai 12,98 miliar dolar Amerika Serikat atau setara dengan Rp191 triliun.

Kabar kerugian Pertamina itu disampaikan oleh Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani saat melakukan Rapat Kerja (Raker) dengan Banggar DPR RI pada Kamis, 19 Mei 2022.

Rizal Ramli merasa heran karena saat Pertamina mengalami kerugian, perusahaan minyak dan gas Malaysia, yaitu Petronas mengalami keuntungan sebesar Rp853 triliun.

Baca Juga: Harga Pertamax Tidak Naik, Tapi Jadi Beban Berat Pertamina

Hal itu disampaikan oleh Rizal Ramli melalui cuitan akun Twitter miliknya pada Kamis, 2 Juni 2022.

"Kok bisa Pertamina rugi Rp 191 Trillun, tapi Petronas untung Rp 853 Trilliun 2021 ?" cuit Rizal Ramli yang dikutip SeputarTangsel.Com dari akun Twitter @RamliRizal pada Jumat, 3 Juni 2022.

Keheranan mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman itu dikarenakan harga BBM di Malaysia lebih murah dibandingkan dengan Indonesia.

Baca Juga: DPR Setuju Pertamax Bisa Naik Jadi Rp16.000, Rizal Ramli: Audit Dulu Dong Pertamina, Ahok Ngomong Gede Doang

Bahkan, Rizal Ramli juga menyinggung Komisaris Utama Pertamina, yaitu Basuki Tjahaja Purnama atau yang akrab disapa Ahok.

"Padahal harga BBM di Malaysia lebih murah dari di Indonesia ? Ahok memang bacot gede? Nieke piye ?" ujarnya.

Selain itu, dalam cuitan lainnya, Rizal Ramli mempertanyakan mengapa tidak ada Direktur Pertamina yang dipecat.

Baca Juga: Mantan Pegawai KPK Kritik Dewas yang Panggil Dirut Pertamina: Bergerak Dong, Datangi, Ngomong Baik-baik

Hal ini dikarenakan selama 6 bulan terjadi kebakaran kilang Pertamina di Balongan dan Balikpapan.

"Dalam 6 bulan, terjadi beberapa kali kebakaran di kilang Pertamina di Balongan dan Balikpapan, kok bisa ? Kok tidak ada direktur yg dipecat ?" ungkapnya.

Kemudian dirinya mengungkapkan jika hal tersebut terjadi di negara lain, akan ada banyak pihak yang dipecat.

"Klo di negara lain, sudah pasti sudah banyak yg dipecat. Karena recruitment KKN,, pasti bukan yg terbaik yg direcruit & dipromosikan !" tegasnya.***

Editor: Dwi Novianto

Tags

Terkini

Terpopuler