Anies Baswedan Didukung PPP untuk Maju Capres di Pilpres 2024, Ray Rangkuti Bandingkan dengan Jokowi

18 April 2022, 16:26 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mulai ramai dilirik partai politik sebagai kandidat Capres di Pilpres 2024 /Instagram/@aniesbaswedan/

 

SEPUTARTANGSEL.COM - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kini mulai banyak dilirik sejumlah partai politik sebagai kandidat calon presiden (Capres) pada Pilpres 2024 mendatang.

Salah satunya adalah dari Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PPP DKI Jakarta yang merekomendasikan Anies Baswedan masuk bursa Capres 2024.

Bahkan dalam rapat pimpinan wilayah (rapimwil) yang diadakan DPW PPP DKI pada Kamis, 14 April 2022 lalu, mereka merekomendasikan agar Anies Baswedan dipasangkan dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa pada Pilpres 2024 mendatang.

Baca Juga: Hubungan Anies dan 212 Dibongkar Politisi Nasdem, Refly Harun: Masuk Radar sebagai Calon Presiden

Menanggapi hal ini, Direktur Lingkar Madani Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti kembali menyinggung Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu.

Ray Rangkuti mengatakan, meski Anies Baswedan dipilih melalui kontestasi politik yang penuh intrik, tapi selama kepemimpinannya relatif demokratis.

Ray Rangkuti pun membandingkan Anies Baswedan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Baca Juga: Grace Natalie Tuding Pengeroyok Ade Armando Relawan Anies, Refly Harun: Terlalu Prematur Ketika Menuduh

"Tapi sebaliknya, ada Presiden yang dipilih dengan harapan mampu menjaga demokrasi dan kebhinekaan, tapi justru setelah terpilih kedua kali, indikator demokrasinya menurun," kata Ray Rangkuti, dikutip SeputarTangsel.Com dari kanal YouTube Refly Harun pada Senin, 18 April 2022.

Menurut Ray Rangkuti, hal ini merupakan persoalan yang penuh didalami.

Pengamat politik jebolan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu mengaku heran dengan kondisi perpolitikan saat ini.

Baca Juga: Grace Natalie Tuduh Relawan Anies Baswedan Kelompok Radikal, Roy Suryo: Sudah Kehilangan Logika Akal Sehat

"Saya juga nggak mengerti kenapa Pilkada yang penuh dengan isu SARA di 2017, tapi mampu melahirkan orang yang relatif melincahkan demokrasi," ujarnya.

"Sementara calon pemimpin yang dianggap mampu mengembangkan demokrasi, tapi setelah terpilih justru di tangannya demokrasi semakin menurun," kata Ray Rangkuti menambahkan.***

Editor: H Prastya

Tags

Terkini

Terpopuler