Siswa SMA yang Tewas di Jogja Diduga Bukan Korban Klitih, Tapi Tawuran Antar Geng Remaja

7 April 2022, 22:33 WIB
Kapolsek Banguntapan, Kompol Zaenal Supriyatna, memperlihatkan senjata berupa gir motor yang akan digunakan kelompok geng remaja tawuran di dekat TKP tewasnya Daffa. /Foto: Humas Polres Bantul/

SEPUTARTANGSEL.COM - Kasus tewasnya Daffa (18), pelajar SMA Muhammadiyah 2 (Muha) Yogyakarta, belum sepenuhnya terungkap.

Namun, polisi menemukan sejumlah petunjuk bahwa korban tewas bukan akibat kasus kekerasan jalanan atau yang dikenal dengan istilah "klitih" di Jogja.

Dari sejumlah rekaman yang dikumpulkan oleh petugas Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), diketahui bahwa tewasnya Daffa diawali bentrokan antara dua kelompok remaja.

Baca Juga: Sosiolog UGM Sebut Remaja Pelaku Aksi Klitih di Jogja Diorganisir dan Dilatih Aktor Senior

Bentrokan serupa baru saja terjadi pada Kamis, 7 April 2022 dini hari, dekat lokasi tewasnya Daffa.

Petugas Polsek Banguntapan, Bantul, mengamankan sejumlah remaja yang diduga hendak melakukan aksi tawuran pada Kamis dinihari menjelang sahur.

Sejumlah remaja itu diketahui berasal dari dua kelompok geng remaja dengan nama Geng Registor dan Mavastra.

Dikutip SeputarTangsel.Com dari Harian Merapi, saat diamankan, para remaja ini kedapatan membawa senjata berupa gir dan stik.

Kapolsek Banguntapan, Kompol Zaenal Supriyatna menjelaskan, sekelompok remaja ini ditangkap setelah gerak-geriknya mencurigakan.

Baca Juga: Tanggapi Korban Tewas Diduga Akibat Klitih Yogyakarta, PP IPM: Aparat Harus Tegas

Sebelumnya kelompok remaja ini lalu lalang di seputaran Jalan Wonosari hingga Simpang Wiyoro.

Anggota polisi yang tengah patroli, mencurigai mereka. Setelah diberhentikan dan digeledah, ternyata mereka membawa gir yang diikat tali warna kuning dan stik.

"Para remaja tersebut diamankan pada hari Kamis pukul 02.00 WIB dini hari di simpang empat Ketandan oleh Pokdarkamtibmas bersama patroli Polsek Banguntapan dan Polres Bantul," katanya, seperti dikutip dari Tribrata News Bantul.

Kepada polisi, para pelaku mengaku awalnya mereka janjian hendak tawuran di Jalan Wonosari Km 6. Namun kelompok lawan tidak datang.

Karena tidak datang, mereka mondar-mandir mencari musuh. Saat itulah mereka kepergok patroli polisi Polsek Banguntapan.

Baca Juga: Jogja Diteror Aksi Klitih, Bupati Sleman Bagi Wifi Gratis dan Bangun Sport Center

"Total ada empat remaja yang ditangkap. Sementara dua remaja lain yang diduga membawa sebuah celurit melarikan diri," ujar Zaenal.

Ditambahkan, dari hasil pemeriksaan, para remaja berusia 17-an tahun ini tergabung dalam geng yang bernama Mavastra.

Mereka sebelumnya telah janjian tawuran dengan kelompok lain bernama Resistor melalui pesan WhatsApp.

"Mereka janjian hendak tawuran. Berawal dari Gendon (masih dalam pencarian), menunjukan WA dari kelompok Resistor dan mereka akan tawuran. Selanjutnya mereka kumpul di rumah Saudara B," beber Zaenal.

"Di sanalah Saudara Gendon membagikan alat, yaitu gir ada stik ini berikutnya celurit. Tapi dua orang yang bawa celurit kabur (termasuk Gendon). Kasus ini akan terus kita kembangkan," tambahnya.

Baca Juga: Tagar #Klitih Jadi Trending di Twitter, Netizen: Yogya Tidak Lagi Aman

Dua remaja yang membawa senjata yaitu LS (17) dan BSAP (17) akan diproses dengan peradilan anak.

Mereka disangkakan Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 tentang senjata tajam dengan hukuman maksimal 10 tahun.

Sementara dua remaja lainnya, masih berstatus sebagai saksi dan masih akan dikembangkan.

Kapolsek menegaskan pihaknya masih akan mendalami apakah kelompok ini berkaitan dengan geng pelajar atau bukan.

Baca Juga: Live di IG Pamer Sajam, 7 Remaja Anggota Geng Lapendos Junior Dibekuk Polres Metro Depok

"Kami mengimbau kepada masyarakat untuk orang tua untuk peduli dan tidak membiarkan anak keluar dengan alasan apa pun. Mereka butuh kasih sayang," ujarnya.

Dalam kasus tewasnya Daffa di Jalan Gedongkuning, Kotagede, Yogya, Minggu 3 April 2022 sekira pukul 02.10 WIB, korban disabet gir tepat di muka dan bahkan diseret beberapa meter sebelum ditemukan terkapar di jalan.

Polda DIY berhasil mengidentifikasi sejumlah pelaku usai memeriksa 11 saksi dan 9 rekaman CCTV.

Baca Juga: 4 Warga Cibubur Korban Penusukan Geng Motor Saat sedang Nongkrong

Artikel ini telah tayang di Harian Merapi dengan judul: "Tawuran Remaja Marak, Polisi Gagalkan Bentrok Geng Resistor dan Mavastra, Lokasinya Dekat Tewasnya Daffa"

"Kami mengidentifikasi pelaku berjumlah lima orang yang naik 2 motor," ujar Direskrimum Polda DIY Kombes Pol Ade Ary Syam Indriadi SIK dalam jumla pers di Mapolresta Yogya, Selasa, 5 April 2022.

Ade Ary memastikan pelaku penganiayaan itu berjumlah 5 orang, dengan menggunakan dua sepeda motor.

Menurutnya, berdasarkan hasil BAP 11 saksi yang sudah diperiksa, tindak kekerasan yang menyebabkan tewasnya Daffa berawal dari saling emosi antara kelompok pelaku dengan kelompok korban yang terdiri dari 5 kendaraan roda dua dengan 8 orang saat berpapasan di Jalan Ringroad Selatan.*** (Herbangun Pangarso Aji/Harian Merapi)

Editor: Sugih Hartanto

Tags

Terkini

Terpopuler