Ketua Satgas Covid-19 IDI Zubairi Djoerban Jelaskan Soal Varian Deltacron: Indonesia Harus Khawatir?

14 Maret 2022, 12:05 WIB
Ketua Satgas Covid-19 IDI, Profesor Zubairi Djoerban jelaskan soal varian baru, Deltacron /Instagram/profesorzubairi/

SEPUTARTANGSEL.COM - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah resmi mengidentifikasi varian baru Covid-19, yaitu Deltacron.

Varian Deltacron ini diidentifikasi dari kasus yang ditemukan di Prancis dan Amerika Serikat.

Hal ini membuat Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Profesor Zubairi Djoerban, mencoba menjelaskan soal varian Deltacron tersebut.

Baca Juga: Ilmuwan Siprus Klaim Varian Deltacron Miliki karakteristik Delta dan Omicron, Bukan Hasil Kesalahan Teknis

Hal itu disampaikan oleh Zubairi Djoerban melalui cuitan akun Twitter miliknya pada Minggu, 13 Maret 2022.

Zubairi Djoerban mengatakan Deltacron merupakan gabungan dari elemen varian Delta dan Omicron.

"Apa itu Deltacron? Deltacron adalah varian Covid yang terdiri dari elemen Delta dan Omicron. Artinya varian ini mengandung gen dari kedua varian itu yang membuatnya menjadi virus rekombinan," cuit Zubairi Djoerban yang dikutip SeputarTangsel.Com dari akun Twitter @ProfesorZubairi pada Senin, 14 Maret 2022.

Baca Juga: Wuhan dan Beijing Kembali Diserang Covid-19 Omicron, Tak Terkait dengan Olimpiade Musim Dingin 2022

Menurutnya, Deltacron muncul ketika seseorang terinfeksi varian Delta dan Omicron yang bereplikasi bersama.

"Kenapa bisa muncul Deltacron? Ketika seseorang terinfeksi dengan dua varian Delta serta Omicron, dan sel mereka kemudian bereplikasi bersama," katanya.

Zubairi Djoerban juga mengungkapkan bahwa varian Deltacron telah muncul di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Prancis, Denmark, Inggris, dan juga Belanda.

Kemudian, Ketua Satgas Covid-19 IDI itu menyinggung varian Deltacron yang belum bisa dipastikan apakah ini lebih menular dan mematikan.

Baca Juga: Perbandingan Covid-19 Varian Omicron dan Delta, Mana yang Lebih Berbahaya Bagi Anak?

Hal ini dikarenakan jumlah temuan kasusnya masih sangat sedikit.

"Apakah Deltacron lebih menular dan mematikan? Mungkin sekali tidak berbahaya ketimbang varian Omicron. Belum bisa dipastikan. Karena jumlah kasusnya masih amat sedikit," ujarnya.

Lebih lanjut, Zubairi Djoerban menyebutkan bahwa beberapa ahli mengatakan Deltacron ini Haris diawasi di Indonesia meski data yg mengungkapkan varian ini masih sedikit.

"Indonesia harus khawatir? Hanya sedikit data yang dapat digunakan untuk mengukur khawatir atau tidak. Namun, sejumlah ahli mengatakan bahwa varian ini harus diawasi. Terima kasih," ungkapnya.***

Editor: Dwi Novianto

Tags

Terkini

Terpopuler