Satu Orang Demonstran Tolak Tambang di Parigi Moutong Tewas Tertembak, Kapolda Sulteng Angkat Suara

14 Februari 2022, 08:25 WIB
Ilustrasi korban tewas tertembak dalam aksi unjuk di Kabupaten Parigi Moutong. /Foto: PIXABAY/ geralt/

SEPUTARTANGSEL.COM - Satu orang demonstran dilaporkan tewas tertembak dalam aksi unjuk rasa tolak kegiatan tambang emas PT Trio Kencana di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah pada Sabtu, 12 Februari 2022 malam.

Pembubaran aksi unjuk rasa penolakan kegiatan tambang emas itu berujung tewasnya warga Desa Tanda, Kecamatan Tinombo Selatan, yaitu atas nama Erfaldi (21).

Hal ini membuat Kapolda Sulteng Irjen Pol Rudy Sufhariadi angkat suara atas insiden tersebut dalam konferensi pers di Polres Parigi Moutong pada Minggu, 13 Februari 2022.

Baca Juga: Oknum Kapolsek Parigi Moutong yang Diduga Lakukan Tindak Asusila Segera Jalani Sidang Kode Etik

Rudy Sufhariadi mengatakan pihaknya akan mengusut insiden tersebut dan memberi hukuman kepada siapa pun yang bersalah sesuai dengan Peraturan Kapolri.

"Sangat disayangkan insiden ini. Namun kami bekerja profesional, siapa pun bersalah akan kami hukum sesuai aturan dan perundang-undangan berlaku," kata Rudy Sufhariadi yang dikutip SeputarTangsel.Com dari Antara pada Senin, 14 Februari 2022.

Rudy Sufhariadi juga memohon maaf kepada keluarga korban atas nama pribadi dan institusi kepolisian.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Temui Warga Desa Wadas, Alissa Wahid: Semoga Jadi Langkah Baik Penyelesaian Bermartabat

Kemudian, Kapolda Sulteng itu mengungkapkan saat ini Kapolres Parigi Moutong dan Direktur Intel Polda Sulteng mendatangi kediaman korban untuk memberikan penguatan kepada keluarga.

Menurut kepolisian, blokade jalan saat aksi unjuk rasa perlu ditertibkan karena mengganggu arus lalu lintas sekaligus menjadi jalur perlintasan sentral penghubung antarprovinsi, yang mana aksi unjuk rasa ini sudah dilaksanakan tiga kali.

"Kapolres telah mengimbau demonstran sebanyak empat kali. Penutupan jalan dilakukan massa aksi sejak pukul 12.00-24.00 WITA yang berujung pada penindakan," ujarnya.

Baca Juga: Disebut Anton Sanjoyo Gunakan Sistem Bubble Bohongan, Humas PBSI: Saya Tersinggung

Lebih lanjut, Rudy Sufhariadi menegaskan bahwa dia akan menuntaskan persoalan yang menimbulkan gejolak di tengah masyarakat, termasuk warga yang meninggal dunia karena tertembak dalam demonstrasi tersebut dan terhadap siapa yang membawa masyarakat menutup jalan.

"Situasi terkini sudah kondusif, dan arus lalu lintas sudah terkendali," pungkasnya.

Sebelumnya, unjuk rasa yang dilakukan atas nama Aliansi Rakyat Tani (Arti) Koalisi Gerak Tambang itu menuntut Pemerintah Sulteng menutup tambang emas milik PT Trio Kencana yang memiliki lahan konsesi di Kecamatan Kasimbar, Toribulu, dan Tinombo Selatan.

Baca Juga: Giring Ganesha Kritisi JHT: Kiranya Ibu Menaker Bisa Review, Netizen: Kurang Lantang, Bosss

Masa aksi bergerak sejak pukul 09.00 WITA hingga malam. Namun aksi itu dianggap mengganggu ketertiban lalu lintas.

Oleh karena itu, pihak kepolisian setempat membubarkan paksa demonstran hingga pukul 24.00 WITA.***

Editor: Taufik Hidayat

Tags

Terkini

Terpopuler