5 Deretan Kontroversial Arteria Dahlan, Mulai dari Minta Dipanggil Yang Terhormat Hingga Polemik Bahasa Sunda

20 Januari 2022, 11:04 WIB
Anggota DPR RI Fraksi PDIP Arteria Dahlan yang sering menuai kontroversi mulai dari minta dipanggil Yang Terhormat hingga Polemik Bahasa Sunda /Instagram/@sahabatarteriadahlan/

SEPUTARTANGSEL.COM - Sejak Senin, 17 Januari 2022, nama anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) kembali menuai kontroversi.

Arteria Dahlan meminta Jaksa Agung, ST Burhanuddin menindak tegas alias memecat Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Jawa Barat yang tidak disebutkan namanya, karena menggunakan bahasa Sunda saat rapat resmi.

Bukan pertama kalinya Arteria Dahlan menuai kontroversi. Selama menjabat sebagai anggota DPR RI, terhitung minimal sudah lima kali dia menjadi perbincangan publik. 

Baca Juga: Bela Arteria Dahlan, Ferry Koto: Langkah KNPI Jabar Baik, Uji di MKD

SeputarTangsel.Com merangkumkan deretan kontroversi yang pernah dilakukan Arteria Dahlan sejak tahun 2017 dari berbagai sumber.

1. Minta Dipanggil Yang Terhormat

Arteria Dahlan pernah meminta dirinya dan anggota DPR lain dipanggil dengan 'Yang Terhormat' oleh KPK.

Hal tersebut terjadi pada tahun 2017, saat Komisi III sedang rapat bersama lima pimpinan KPK. 

Menurut Arteria Dahlan, dia belum mendengar KPK memanggil dengan sebutan 'Yang Terhormat'. Padahal Kapolri saat itu, Tito Karnavian saja memanggil anggota DPR dengan sebutan itu, bahkan 'Yang Mulia'.

Setelah diminta, pimpinan KPK yang hadir mengikuti keinginan Arteria.

Baca Juga: Polemik Bahasa Sunda Belum Usai, Zara Zettira Singgung 5 Mobil Plat Nomor Kembar Milik Arteria Dahlan

 2. Menyebut Emil Salim Sesat

Kasus Arteria Dahlan dengan ekonom senior Emil Salim, mungkin yang paling diingat netizen.

Pasalnya Arteria Dahlan mengumpat dan menyebut Profesor dengan 'setan' di depan umum alias di televisi. 

Bahkan, dalam acara Mata Najwa yang ditayangkan televisi swasta pada tanggal 9 Oktober 2019 tersebut, Arteria Dahlan terus mengumpat sambil menunjuk-nunjuk.

Arteria dinilai tidak sopan terhadap senior dan orang yang lebih tua.

Saat itu, Arteria tidak sepaham dengan Emil Salim yang menyebutkan, KPK setiap tahun membuat laporan.

Baca Juga: Arteria Dahlan Berdalih Tak Mau Ada Sunda Empire di Kejagung, Ali Syarief: Berulah Lagi, Jangan Anggap Sepele

3. Menyebut Penegak Hukum Tidak Boleh Terkena OTT

Pada bulan November tahun lalu, 2021, Arteria membuat pernyataan yang menuai protes.

Dia menilai Operasi Tangkap Tangan (OTT) membuat antar lembaga negara tidak saling percaya. Oleh karena itu, dia mengusulkan, polisi, jaksa, dan hakim tidak bisa ditangkap dalam OTT. Mereka semua adalah simbol negara.

Ketua Komisi III DPR RI, di mana Arteria sebagai anggotanya juga menolak pernyataannya.

4. Adu Mulut dengan Penumpang Pesawat

Dua kali Arteria Dahlan menjadi perbincangan publik pada bulan November 2021.

Satu lagi, saat dia dan ibunya, Wasniar Wahab, adu mulut dengan penumpang pesawat lain. Penumpang yang diketahui bernama Anggiat mengaku mempunyai kenalan jenderal TNI.

Dalam video yang beredar di media sosial, kedua pihak tampak saling memaki. Arteria menilai Anggiat tidak sopan terhadap ibunya, yang lebih tua.

Sempat dikaitkan dengan karma perbuatannya terhadap Emil Salim, kasus ini selesai setelah Anggiat meminta maaf dan mencium tangan Arteria Dahlan dan ibunya.

Baca Juga: Setelah Tolak Permintaan Maaf, Baliho 'Arteria Dahlan Musuh Orang Sunda' Bertebaran di Bandung

5. Polemik Bahasa Sunda

Polemik bahasa Sunda merupakan kasus yang menjadi perbincangan saat ini.

Kasus ini membuat Arteria Dahlan disebut intoleransi, karena seharusnya dia bisa menegur dan tidak langsung meminta dipecat.

Banyak pihak ikut bersuara, termasuk Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Bahkan, dia menginginkan Arteria meminta maaf secara terbuka.

Sampai saat ini diketahui Arteria tidak mau meminta maaf. Bahkan, dia siap dilaporkan ke Dewan Kehormatan DPR RI.

Baca Juga: Nilai Arteria Dahlan Lakukan Hate Speech, Rachland Nashidik: Ada Ajakan Tuk Mendiskriminasi Melalui Kekuasaan

Belum selesai kasus ini, kemarin terkuak Arteria mempunyai lima mobil dengan pelat nomor kembar. Semuanya terparkir di halaman DPR RI.

Dia beralasan rumahnya sedang direnovasi. Sementara pelat kembar yang terlihat, hanya pelat dasar saja. Pelat akan diganti dengan asli atau nomor sebagai anggota DPR saat akan digunakan.***

Editor: Dwi Novianto

Tags

Terkini

Terpopuler