Anggota Komisi IX DPR RI, Kurniasih Mufidayati: Waspadai Corona, Jangan Abaikan DBD

11 Maret 2020, 10:57 WIB
Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Kurniasih Mufidayati /@DPR_RI

SEPUTARTANGSEL.COM - Pemerintah tengah serius mengantisipasi wabah Virus Corona (Covid-19) yang terus menyebar.

Kendati begitu, pemerintah khususnya Kementerian Kesehatan (Kemenkes) diminta tidak mengabaikan perhatian terhadap wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) yang tak kalah serius dampaknya bagi kesehatan dan keselamatan jiwa masyarakat.

Demikian ditegaskan anggota Komisi IX DPR RI, Kurniasih Mufidayati dalam siaran persnya, Rabu 11 Maret 2020.

Baca Juga: Didi Kempot, The Godfather Of Broken Heart, Gelar Konser Akbar Ambyar Tak Jogeti

"Mewaspadai dan serius mengantisipasi serta menangani dampak Virus Corona itu harus. Tapi jangan abaikan DBD, karena korban DBD sudah jauh lebih banyak dari korban Corona," tegas Mufida.

Politisi PKS ini menambahkan, menurut data Kementerian Kesehatan, sejak Januari hingga Maret 2020 saja tercatat ada 16.099 kasus DBD.

Dari jumlah itu, 100 orang di antaranya meninggal dunia.

Baca Juga: Di Hadapan Presiden Jokowi, Raja Belanda Minta Maaf Kepada Rakyat Indonesia

Sementara kasus Virus Corona di Indonesia hingga 10 Maret tercatat 694 orang yang diperiksa. Dari jumlah tersebut, 27 dinyatakan positif terinfeksi dan sisanya negatif.

"Ini nyata-nyata sudah lebih banyak korban akibat DBD daripada Corona. Karena itu, pemerintah juga harus mengambil langkah yang tak kalah seriusnya untuk penanganan DBD dari yang dilakukan terhadap wabah Virus Corona," tandas politisi Partai Keadilan Sejahtera ini.

Provinsi NTT menjadi daerah terparah, terutama Kabupaten Sikka. Sejak 1 Januari sampai 9 Maret tercatat 1195 kasus DBD di NTT. Pemerintah harus memberikan perhatian lebih besar.

Baca Juga: Kementerian Perhubungan Naikkan Tarif Ojol Jabodetabek, Operator dan Mitra Siap Patuhi

Laporan kasus-kasus DBD juga bermuncul dari provinsi lain seperti Jawa Barat. Sepanjang Januari hingga Maret 2020, tercatat 15 warga Jabar meninggal karena DBD.

Menurut beberapa sumber, dengan iklim tropisnya, Indonesia memang lebih rawan DBD dibanding Covid-19, jelas Mufida

Baca Juga: Peringati Hari Perempuan Sedunia, Aliansi Mahasiswa UIN Banten Minta Pemerintah Peduli Perempuan

"Covid-19 lebih menonjol di daerah subtropis, terutama di Utara Khatulistiwa. Sebut saja pusat-pusat meledaknya kasus Covid-19 di Wuhan, Italia, Korea Selatan dan Iran," tutur Mufida.

Mufida menyarankan kepada pemerintah untuk meningkatkan upaya preventif di daerah-daerah yang belum merebak kasus DBD.

"Pastikan juga ketersediaan alat kesehatan, obat serta SDM untuk penanganan DBD, seperti untuk tes DBD, abate, insektisida dan larvasida," tegasnya.

Baca Juga: Walt Disney Release Versi Live Action Kisah Princess Mulan, 27 Maret 2020

Sementara untuk daerah dimana sudah merebak kasus DBD, kesiapan rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya juga penting ditingkatkan kesiagaannya.

"Keseriusan menangani Corona sama pentingnya dalam penanganan bahaya DBD," pungkas Mufida. (*)

Editor: Sugih Hartanto

Tags

Terkini

Terpopuler