SEPUTARTANGSEL.COM - Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo tengah menjadi sorotan karena dia digadang-gadang akan menjadi salah satu calon presiden (capres) pada 2024 mendatang.
Dalam berbagai survei, Ganjar Pranowo menjadi salah satu tokoh yang memiliki elektabilitas yang tinggi dalam ajang kontestasi lima tahunan itu.
Akan tetapi, Ganjar Pranowo masih kerap enggan menanggapi elektabilitasnya yang tinggi menurut beberapa lembaga survei tersebut.
Baca Juga: Dua Lembaga Survei Tempatkan Prabowo di Posisi Teratas Sebagai Capres 2024
Hal itu terjadi pula ketika Ganjar Pranowo dimintai komentarnya tentang tahun 2024 oleh awak media saat menghadiri acara Nitilaku, di Gedung Grha Sabha Pramana UGM, Yogyakarta pada Sabtu, 18 Desember 2021.
"2024? 2024 itu angka apa?," kata Ganjar Pranowo, dikutip SeputarTangsel.Com dari Antara pada Minggu, 19 Desember 2021.
Selain itu, politisasi PDIP ini juga enggan berkomentar tentang dirinya yang disandingkan sebagai cawapres dengan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Baca Juga: Survei CISA Tempatkan Ganjar Pranowo di Posisi Teratas Capres 2024, AHY dan Anies Menyusul
"Halah cawapres apa?" kata Ganjar Pranowo.
Sebelumnya, elektabilitas Ganjar mencapai angka 20,4 persen, berbeda jauh dibandingkan dengan Ketua DPR RI Puan Maharani yang hanya mencapai 1,3 persen dan Airlangga Hartarto sebesar 1,1 persen dalam hasil survei yang dilakukan oleh Voxpopuli Research Center.
Kemudian, hasil survei Indopol Survey and Consulting juga menempatkan Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto sama-sama di posisi teratas.
Baca Juga: Hasil Survei CISA Tempatkan PDIP Dengan Elektabilitas Tertinggi
Dalam konteks top of mind atau pertanyaan terbuka terkait tokoh nasional yang layak sebagai presiden pada 2024, Ganjar Pranowo memiliki elektabilitas 13,98 persen dan Prabowo Subianto 13,98 persen.
Hal itu juga terjadi pada Lembaga Analis dan Konsultan Sosial Politik Indonesia, Centre for Indonesia Strategic Actions (CISA).
Lembaga survei itu mengungkapkan Ganjar Pranowo berada di posisi teratas dan disusul oleh Agus Harimurti Yudhoyono dan Anies Baswedan.***