Erick Thohir Sebut Model BIsnis Garuda Salah Puluhan Tahun, Said Didu: Rugi Besar Sejak 2014

16 November 2021, 22:24 WIB
Said Didu Tolak pernyataan Erick Thohir yang mengatakan, model bisnis Indonesia salah sejak puluhan tahun /Foto kolase Twitter @msaid_didu dan @erickthohir/

SEPUTARTANGSEL.COM - Maskapai pelat merah, Garuda Indonesia diketahui mengalami kerugian hingga terancam bangkrut.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir mengungkapkan, model bisnis Garuda Indonesia sejak awal sudah salah. Hal tersebut sudah terjadi puluhan tahun.

Mantan Sekretaris BUMN, Muhammad Said Didu membantah pernyataan Erick Thohir. Menurutnya, Garuda Indonesia baru mengalami kerugian setelah tahun 2014.

Baca Juga: Erick Thohir Jawab Tudingan Bisnis PCR, Netizen: Titip Selamatkan Garuda

"Semua masa lalu puluhan tahun salah?' ujar Said Didu sebagaimana dikutip SeputarTangsel.Com dari akun Twitter @msaid_didu, Selasa 16 November 2021.

"Setelah diperbaiki tahun 2005, Garuda untung besar. Rugi besar baru mulai tahun 2014 sampai sebelum pandemi," sambung Said Didu.

Meski tidak setuju dengan pernyataan Erick Thohir, Said Didu tetap mendoakan BUMN di bawah kepemimpinannya.

"Semoga kehebatan Bapak menyalahkan puluhan tahun masa lalu akan membuat BUMN makin jaya,Bukan makin banyak yang rugi dan makin banyak utang " ucap Said Didu.

Baca Juga: Garuda Indonesia Terancam Gulung Tikar, Dokter Ani Hasibuan kepada Jokowi: Bapak Wajib Pertahankan

Sindiran Said Didu terus dilontarkan dalam cuitan lanjutannya. Dia menyesalkan, pejabat masa kini yang kerap menyalahkan masa lalu.

"Pak Menteri @erickthohir yth, berapa banyak (mungkin ratusan orang) bodoh yang salah selama puluhan tahun masa lalu? Kalau pejabat masa kini hebat, kenapa utang BUMN tambah naik dan laba makin anjlok?" tanya Said Didu.

Seperti diketahui, pada bulan Oktober 2021, Garuda Indonesia mengumumkan, perusahaannya terancam bangkrut dan akan gulung tikar. 

Baca Juga: Said Didu Sindir Seseorang yang Hilang Saat Perusahaan Jalan Tol Bangkrut, Netizen Tebak Ini

Utang yang besar, hingga mencapai Rp70 triliun dinilai sebagai salah satu penyebab perusahaan pelat merah tersebut terancam bangkrut. Kerugian bertambah saat pandemi Covid-19 hingga Rp13,1 triliun.

Namun orang nomor satu di BUMN, Erick Thohir mensinyalir kerugian dikarenakan kesalahan model bisnis selama puluhan tahun. Puncaknya dirasakan di masa pandemi Covid-19. ***

Editor: Sugih Hartanto

Tags

Terkini

Terpopuler