Stafsus Milenial Jokowi Dianggap Cuma Gaya-gayaan, Politisi Demokrat: Gaji Rp51 Juta dari Uang Rakyat Sia-sia

2 November 2021, 15:27 WIB
Politisi Partai Demokrat Yan Harahap memberikan komentar atas persoalan keberadaan staf khusus (stafsus) milenial presiden Joko Widodo (Widodo) yang disebut tidak memberikan kontribusi bagi bangsa dan negara. /Twitter / @YanHarahap/

SEPUTARTANGSEL.COM - Polemik keberadaan staf khusus (stafsus) milenial Presiden Joko Widodo (Jokowi) tengah jadi sorotan publik.

Pasalnya, sejumlah pihak mengkritisi keberadaan stafsus milenial yang dinilai tidak memberikan kontribusi nyata bagi bangsa dan negara.

Bahkan, Perwakilan Persaudaraan Aktivis dan Warga (Pandawa) Nusantara, Andi Wahyudin memberikan saran agar stafsus milenial Jokowi itu dibubarkan saja karena dianggap telah membuang uang anggaran negara.

Hal senada juga disampaikan oleh Politisi Partai Demokrat Yan Harahap melalui cuitan akun Twitter pribadinya @YanHarahap pada Minggu, 31 Oktober 2021.

Baca Juga: Megawati Dikabarkan Beri Restu, PDIP Diam-diam Usung Ganjar Pranowo di Pilpres 2024, Cek Faktanya

Yan Harahap melontarkan sindiran kepada Jokowi yang telah memutuskan untuk mengangkat setidaknya tujuh stafsus milenial tersebut hanya untuk bergaya saja, bukan karena ingin berkarya.

"Yang penting terlihat ‘gaya’, bukan ‘karya’," ujar Yan Harahap, seperti dikutip SeputarTangsel.Com dari cuitan akun Twitter pribadinya pada 2 November 2021.

Yan Harahap menilai akibat dari perencanaan yang kurang matang atas keputusan Jokowi itu menyebabkan uang rakyat untuk memberikan gaji sebesar Rp51 juta kepada stafsus milenial itu menjadi terbuang secara sia-sia.

"Akibat keputusan yg tak dipikirkan dgn matang. Lagi-lagi uang rakyat terbuang sia-sia," ujar Yan Harahap.

Baca Juga: Peter F Gontha Ungkap Kecewanya, Arya Sinulingga: Jadi Siapa yang Takut Kehilangan Komisarisnya

Sementara, seperti yang diketahui, Jokowi telah memperkenalkan tujuh stafsus generasi mileneal itu sejak 21 November 2019 silam.

Sayangnya, stafsus milenial itu menuai ragam kritikan dari publik.

Andi Wahyudin dalam acara yang digelar secara daring menilai bahwa keberadaan stafsus milenial itu hanyalah menciptakan kontroversial di tengah-tengah masyarakat.

Dia pun sepakat dengan opini sejumlah pihak yang menginginkan agar stafsus milenial itu dibubarkan.

"Jadi buat apa juga gitu, ngabis-ngabisin anggaran saja saya rasa," ucap Andi Wahyudin.

Lebih lanjut, Andi Wahyudin mengatakan keberadaan stafsus milenial itu seharusnya dapat melahirkan ide kebijakan baru, yang nantinya dapat memberikan kesempatan kepada kaum milenial untuk bereskpresi lebih luas.

Baca Juga: Idap Kanker Prostat, SBY Lapor Presiden Jokowi Akan Jalani Perawatan ke Luar Negeri

Adapun daftar nama-nama stafsus milenial pilihan Jokowi tersebut di antaranya menjabat sebagai CEO hingga pendiri komunitas/usaha besar di Indonesia, yakni:

1. CEO Amarta Andi Taufan Garuda Putra.
2. CEO Creativepreneur Putri Indahsari Tanjung;
3. CEO Ruang Guru Adamas Belva Syah Devara;
4. CEO Kitong Bisa Gracia Billy Mambrasar;
5. Santri anggota Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Aminuddin Maruf.
6. Penggerak Thisable Enterprise Angkie Yudhistia;
7. Penggerak Gerakan Sabang Merauke Ayu Kartika Dewi.***

Editor: Tining Syamsuriah

Tags

Terkini

Terpopuler