Gunung Merapi di Perbatasan Jateng-DIY Kian Panas, Ini Kata BMKG

12 Oktober 2021, 22:26 WIB
Penampakan Gunung Merapi dari arah Selo, Boyolali, Jawa Tengah, Kamis 5 November 2020 pagi. /Foto: Twitter @BPPTKG//

SEPUTARTANGSEL.COM - Suhu udara di kawasan Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terus mengalami kenaikan.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat, dalam 30 tahun terakhir, kenaikan suhu udara di sekitar wilayah Merapi sebesar 0,7 derajat Celsius.

Hal ini selaras dengan kenaikan suhu udara di Jawa Tengah dan DIY yang secara umum juga makin meningkat.

Baca Juga: Mengapa Suhu di Pulau Jawa Lebih Dingin Beberapa Hari Terakhir? Ini Penjelasan BMKG

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengungkapkan, analisa tersebut diambil dari hasil pengumpulan data rata-rata suhu udara selama 30 tahun sejak tahun 1990.

Saat ini, jelasnya, BMKG tengah mengupayakan pengumpulan data lebih jauh ke belakang yaitu selama kurun waktu 50 tahun guna melihat signifikasi perubahannya.

Dwikorita menjelaskan, secara ekologis, kawasan lindung Gunung Merapi merupakan kawasan yang memengaruhi kondisi terutama kualitas lingkungan secara luas di wilayah Jateng dan DIY.

Artinya, kawasan lindung Kawasan Gunung Merapi berperan besar dalam menjaga keseimbangan lingkungan di wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah.

Baca Juga: Tertangkap Kamera CCTV Benda Langit yang Jatuh di Kawasan Puncak Merapi Begini Penjelasan BPPTKG

Selain di Kawasan gunung Merapi tren suhu di perkotaan dipantau dari stasiun BMKG menunjukkan tren kenaikan temperatur khusus Kota Yogyakarta dari tahun 2007.

"Ternyata memang ada korelasi khusus antara penutup lahan dengan kenaikan suhu," lanjutnya, dikutip SeputarTangsel.Com dari laman resmi BMKG, Senin 11 Oktober 2021.

Ditambahkan, suhu rata-rata di Jawa Tengah dan DIY mengalami tren kenaikan selama 30 tahun terakhir meski tidak merata karena tengah wilayah daratan mengalami kenaikan lebih tinggi daripada pesisir.

Kondisi kenaikan suhu ini terjadi selain karena peningkatan emisi gas rumah kaca, juga karena tingginya laju perubahan penggunaan lahan.

Baca Juga: CEK FAKTA: Muncul Kubah Lava Baru di Gunung Merapi, Benarkah?

"Seluruh negara diharuskan membuat kebijakan dan aksi iklim untuk mencegah suhu bumi tidak melewati ambang batas 2 derajat celsius dan berupaya maksimal untuk tidak melewati ambang batas 1,5 derajat celcius dibandingkan masa pra-industri," kata Dwikorita.

Menurut Dwikorita, tren peningkatan suhu udara seperti ini juga terjadi di kota-kota besar lainnya.

"Maka tren tersebut harus direspons semua pihak karena bisa membawa dampak pada keberlangsungan hidup manusia. Khusus wilayah Yogyakarta, komponen ekologis di kawasan lindung Gunung Merapi harus menjadi perhatian serius, utamanya perubahan penutup lahan," tandasnya.***

Editor: Sugih Hartanto

Tags

Terkini

Terpopuler