SEPUTARTANGSEL.COM - Pengamat penerbangan, Alvin Lie mengkritisi pengecatan pesawat kepresidenan RI yang semula berwarna biru diubah menjadi warna merah di saat kondisi negara sedang dihadapi oleh pandemi Covid-19.
Melalui unggahan di akun Twitter pribadinya pada Senin, 2 Agustus 2021, Alvin Lie mengatakan pada kondisi pandemi saat ini, pemerintah masih melakukan foya-foya untuk mengubah warna cat pesawat kepresidenan.
"Hari gini masih aja foya-foya ubah warna pswt Kepresidenan," cuit Alvin, dikutip SeputarTangsel.com dari akun Twitter @alvinlie21 pada Selasa, 3 Agustus 2021.
Menurut Alvin, biaya untuk cat ulang pesawat sejenis B737-800 tergolong tidak murah. Alvin lalu memperkirakan harga untuk mengecat ulang pesawat jenis Boeing tersebut.
"Biaya cat ulang pswt setara B737-800 berkisar antara USD100ribu sd 150 ribu, sekitar Rp1,4 M sd Rp2,1 M," kata Alvin.
Sampai berita ini ditulis, cuitan dari Alvin tersebut sudah mendapat 815 retweet dan 2 ribu lebih suka.
Banyak netizen yang setuju dengan cuitan dari Alvin jika pemerintah hanya foya-foya disaat kondisi negara sedang dihadapi oleh pandemi Covid-19.
"Astaqfirlloh..byk hal yg lebih penting saat ini.. nasib para pekerja yg kena dampak ppkm.. sampe kapan kobdisi spt ini?? wahai para pemangku pemerintahan," komen @AnikMurlina.
"Yah seluruh kota kalo bisa di cat merah di cat merah," tulis @sidodolipret.
"Tinggal tempelin logo banteng plus fotonya anak mamah ega jadi dah baliho terbang," ujar @Cozilar_Cup.
Baca Juga: Kerap Dituduh sebagai Buzzer, Ferdinand Hutahaean: Saya Tidak Akan Keberatan
"Buat apa....?? Negara dlm kondisi bgini, mash jga buang duit yg tdk berguna, rakyat cari makan aja susah," kata @adlizamir.
Sebelumnya, mantan politisi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean memberikan usul agar pesawat kepresidenan RI dicat ulang dengan nuansa merah putih dan menghilangkan dominasi warna biru.
"Pak Presiden, mohon ijin pak, sekedar saran. Mohon berkenan untuk mencat ulang Pesawat Kepresidenan dengan nuansa Merah Putih yang dominan, dan menghapus dominasi warna biru yang selama ini melekat," cuit Ferdinand Hutahaean di akun Twitternya pada 16 Maret 2021.***