Rektor UI Ari Kuncoro Mundur, Akbar Faizal: Saat Tepat Jokowi Keluarkan Beleid Satu Jabatan Pengabdian Negara

22 Juli 2021, 16:23 WIB
Akbar Faisal ucapkan terima kasih mundurnya Rektor UI Ari Kuncoro dari Wakil Komisaris Utama BRI, membantu psikologis kita semua /tangkapan layar Youtube @Akbarfaisal/

SEPUTARTANGSEL.COM- Rektor UI Ari Kuncoro mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Wakil Komisaris Utama BRI pada Kamis 22 Juli 2021. 

Berita pengunduran diri Rektor UI Ari Kuncoro menurut Akbar Faizal menjadi momen baik buat pejabat lainnya untuk fokus pada satu tugas. 

Hal itu diungkapkan Akbar Faizal dalam cuitannya di akun @akbarfaizal68. Selain mengucapkan terima kasih pada Rektor UI Ari Kuncoro, yang disebutnya telah memenangkan pertarungan nurani dan kewarasan serta membantu psikologis semua kalangan. 

Baca Juga: Gudang Senjata Milik China Diisukan Telah Ditemukan di Sulawesi, Begini Faktanya

Sebab seperti diketahui rangkap jabatan yang dilakukan Rektor UI Ari Kuncoro, melibatkan juga Presiden Jokowi, Menteri BUMN Erick Thohir, Komunitas UI bahkan netizen yang ramai mempersoalkannya. 

Cuitan Akbar Faizal yang ditujukan kepada Presiden Jokowi dan Menteri BUMN Erick Thohir melalui beberapa cuitan. 

Akbar menyebut penugasan rangkap jabatan adalah tugas sangat berat membuat pejabat juga tidak fokus. Rangkap jabatan juga dianggap membebani anggaran negara. 

"Yth Bpk Presiden @jokowi, pekerjaan Bpk sgt berat. Butuh bantuan byk org yg cakap dan fokus. Mohon bebani tugas seorg pejabat negara secukupnya saja. Tambahan beban sbg komisaris di satu atau lbh BUMN akan membuat mrk gak fokus. Blm lagi soal beban berat bagi keuangan negara."

Baca Juga: Rektor UI Ari Kuncoro Mundur dari Wakil Komisaris Utama BRI, Akbar Faisal: Membantu Psikologis Kita Semua

Akbar Faizal berharap moment Rektor UI Ari Kuncoro ini tepat untuk Presiden Jokowi mengeluarkan Beleid Satu Jabatan Pengabdian Negara. 

"Bpk Pres @jokowi, ini saat yg tepat utk mengeluarkan beleid 'SATU JABATAN PENGABDIAN NEGARA' utk seluruh PNS atau pegawai/staf yang bergaji dari negara terkhusus BUMN," harap Akbar Faizal. 

Akbar menambahkan banyaknya pejabat terutama di BUMN yang rangkap jabatan adalah tidak adil dan melukai kewarasan publik.

"Sgt tdk adil dan melukai kewarasan publik ada yg menjabat 3-4 jabatan bahkan lbh sekaligus. Gajinya pun 3-4 X," ungkap Akbar Faizal.

Baca Juga: Moeldoko dan Politisi PDIP Diduga Miliki Keterkaitan dengan Ivermectin, ICW: Krisis Dimanfaatkan

Akbar Faizal juga menyentil Menteri BUMN Erick Thohir yang memiliki kebijakan untuk mengevaluasi rekruitmen komisaris dan direksi BUMN.

"Dan kepada Yth Sdr Menteri @KemenBUMN, sahabat saya Erick Thohir, ada banyak kebijakan Anda ttg rekrutmen komisaris dan direksi BUMN yg perlu Anda evaluasi. Gugatan ttg itu terpapar jelas di ruang publik," harapnya. 

Selama ini apalagi dalam masa pandemi, Akbar mengutarakan yang terdengar dari BUMN adalah kabar kerugian, bukan keuntungan seperti yang diharapkan.  

Baca Juga: TKA China Diisukan Telah Larang Adzan dan Merusak Masjid Di Kalimantan, Begini Faktanya

"Saya sebenarnya berharap kinerja baik dan keuntungan BUMN yg mendatangi kami. Sayangnya berita BUMN yg merugi bahkan bangkrut yg lbh sering kami dengar. Tentu saja ada yg berkinerja baik. Kami catat itu. Tp yg sakit bahkan sejak puluhan tahun knp tdk diamputasi saja?"

"Saya tak ingin menulis byk argumen soal ini. Kita sdh pada tahu. Mana tanggungjawab direksi/komisaris BUMN yg rugi,rusak n bangkrut ini? Kita harus meminta itu."

Akbar Faizal pun mengajak Erick Thohir mengubah cara pandang.

"Mari ubah cara pandang soal ini. Terlalu lama kita berkelit dgn berbagai argumen yg miskin logika dan etika. Meminta puluhan triliun APBN utk talangi BUMN yg rusak menyempurnakan kekecewaan kami."

Baca Juga: Innalillahi, Telah Berpulang, Aktor Arbani Yasiz Berduka Atas Meninggalnya Sosok Sang Ayah Zulchairy Yahya

Gaji yang diterima pejabat BUMN yang rangkap-rangkap tersebut tak hanya membuat jiwa miskin berontak. Hal itu pernah diungkap Akbar Faizal melalui kanal Youtube miliknya. 

"Saya yakin Menteri @KemenBUMN lbh memahami ini. Tp kita sdh terlalu lelah dgn problem berulang. Seakan kita memang tak ingin menyelesaikan masalah. Saya tentu paham problem Anda terutama dari sisi politis. Tp BUMN adl entitas bisnis. Jgn dirusak oleh entitas lain. Ya... Naif."

Ternyata Covid-19 tak hanya merusak populasi masyarakat, tetapi juga tatanan berfikir dan perilaku normal selama ini. 

Baca Juga: Benarkah Kondisi Kesehatan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Semakin Memprihatinkan? Begini Faktanya

"Saatnya kita bertindak out of the box, tindakan yang dimasa sebelumnya dianggap abnormal, tak etis bahkan gila sinting sekalipun. Mari kita perbaiki yg senyatanya memang sdh rusak," ajaknya. ***

 

Editor: Tining Syamsuriah

Tags

Terkini

Terpopuler