Terkait KLB Partai Demokrat, Andi Arief Bandingkan SBY dan Bilang Hitung-hitungan Moeldoko Transaksional

9 Maret 2021, 09:47 WIB
Kolase foto Andi Arief dan Moeldoko, Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB . /kolase foto instagram.com/@andiarief_real/@dr_moeldoko

SEPUTARTANGSEL.COM - Kisruh dalam kubu Partai Demokrat belum juga usai setelah Moeldoko dilantik sebagai Ketua Umum (Ketum) partai melalui Kongres Luar Biasa (KLB) yang dinilai ilegal dan inkonstitusional.

Terkait hal ini Politisi Demokrat Andi Arief pun kembali mengungkit masa peralihan Orde Baru ke masa-masa demokrasi pasca reformasi tahun 1998 lalu.

Dia membandingkan sejumlah jenderal seperti Edy Sudrajat, Sutiyoso, Wiranto, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Haris Sudarno, Luhut Pandjaitan, hingga Hendropriyono yang membangun partai.

Baca Juga: Varian Baru Virus Corona B117 Tak Perlu Dikhawatirkan, Tetap Laksanakan Protokol Kesehatan 3M

Baca Juga: Video Viral, Pengunjung Jahat Melemparkan Sampah ke Mulut Kudanil di Taman Safari, Kini Diburu Netizen

Menurutnya, jenderal-jenderal tersebut memiliki pemahaman dan kesimpulan yang berbeda tentang masa depan Indonesia. Karenanya, mereka memilih untuk membangun partai.

"Edy Sudrajat, Sutiyoso, Wiranto, SBY, Pak Haris Sudarno, Luhut dan Hendropriyono menjadi saksi para jenderal rasakan peralihan masa diktator Orba ke Demokrasi dg bangun partai saat era multi partai jadi pilihan. itulah jalan mereka percaya dan adaptip," kata Andi, dikutip Seputartangsel.com dari akun Twitter @AndiArief_ID pada Selasa, 8 Maret 2021.

"Ideologisasi TNI yang dominan nasionalis dan keinginan kuat keluar dari kanalisasi wadah Jalur A yang menopang kekuatan Golkar 32 th dorong lahirnya partai yg dibangun sendiri. Di antara para jenderal ini miliki pemahaman dan kesimpulan berbeda tentang masa depan Indonesia," sambungnya.

Baca Juga: Bupati Lebak Bilang Mau Santet Moeldoko Terkait KLB Demokrat, Dewi Tanjung: Orang yang Taat Beragama

Baca Juga: Young Lex Diduga Plagiat Lagu 'Lit' Lay Zhang EXO, Netizen Geram dan Jadi Trending di Twitter

Lebih lanjut, Andi Arief mengatakan bahwa Moeldoko berbeda dengan jenderal-jenderal tersebut.

Menurutnya, Moeldoko tidak begitu tertarik dengan ideologisasi TNI karena posisinya selalu beruntung, terutama dalam membangun koneksi.

Kemudian, Andi juga menguturkan bahwa posisi Moeldoko yang pernah menjabat sebagai Panglima TNI, dan saat ini menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan (KSP) membuatnya menjadi memiliki hasrat untuk berkuasa.

Baca Juga: Young Lex, Rapper Indonesia Dikecam Dunia Dianggap Plagiat Karena Ini

Baca Juga: Cerita dari Ruangan KLB Partai Demokrat, Peserta Dijanjikan Uang Ratusan Juta, Kalau Mau Datang

"Posisinya sebagai pernah panglima dan KSP yg dekat dengan kekuasaan pastilah terbangun hasrat berkuasa. Namun kedekatan dengan dunia kapital melahirkan paradigma bahwa kendaraan dan jalan politik bisa didapat dengan traksaksional dan senyap meski sempat ketauan," ujar Politisi Demokrat itu.

Karena sepak terjang mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) itu, Andi menjadi tidak heran bila pengambilalihan Partai Demokrat dilakukan secara transaksional.

"Tak heran kalau take over partai demokrat dan isu tak sedap membeli pemilik suara Demokrat hitung2annya transaksional gunakan struktur pengaruh karena mantan anak buahnya cukup banyak.

Bukan Marzuki Ali, joni Alen apalagi Darmijal pintu masuk upaya take over demokrat," ucapnya.***

Editor: Harumbi Prastya Hidayahningrum

Tags

Terkini

Terpopuler