SEPUTARTANGSEL.COM- Netizen benar-benar dituntut untuk cerdas dalam memilih dan memilah kabar dari internet atau sharing-sharing.
Banyak cara digunakan orang untuk memprovokasi, membuat khawatir dan menakut-nakuti.
Seperti yang beredar soal vaksin Covid-19. Pro dan kontra masyarakat dimanfaatkan untuk kepentingan pihak tertentu.
Baca Juga: Dapatkan Bansos Rp300 Ribu untuk Pemilik Kartu Indonesia Sehat (KIS), Cek Detailnya
Baca Juga: Ratusan Anak di Amerika Jatuh Sakit Terkena Covid-19, Apa Penyebabnya?
Salah satunya pada video yang beredar melalui di whatApp.
Dalam video tersebut menampilkan Presiden Jokowi sedang disuntik vaksin yang disertai narasi bahwa cairan vaksin masih utuh saat alat suntik dicabut dari tubuh Presiden Jokowi.
Faktanya Wakil Ketua dokter Kepresidenan Prof. dr Abdul Muthalib yang bertugas sebagai vaksinator yang menyuntikkan vaksin Sinovac ke Presiden Jokowi menyatakan proses penyuntikan berjalan baik.
Baca Juga: Pedagang Daging Mogok Jualan, Pemda DKI Siapkan Operasi Pasar Daging Beku
Baca Juga: Presiden Baru AS Didesak Benjamin Netanyahu Perkuat Aliansi AS-Israel
Selain itu dalam video proses vaksinasi yang terdapat dalam kanal Youtube Sekretariat Presiden terlihat jelas proses penyuntikan dan berkurangnya cairan vaksin di dalam alat suntik.
Hal itu bisa diperhatikan pada bagian berwarna hitam yang ada pada suntik tersebut.
Pada menit ke-32 detik ke-04 pada video terlihat bagian hitam alat suntik masih jauh dari jarum suntik atau bagian berwarna tosca.
Baca Juga: Hari Ini Polisi Akan Umumkan Hasil Gelar Perkara Dugaan Pelanggaran Prokes Raffi Ahmad
Baca Juga: PSSI Putuskan Liga 1 2020 Dibatalkan, Tim Peserta Tatap Kompetisi Baru di 2021
Cairan vaksin berada di antara dua bagian itu. Kemudian pada menit ke-32 detik ke-13, bagian hitam pada suntik itu menempel atau dekat sekali dengan bagian tosca.
Artinya, cairan vaksin sudah keluar dari suntik dan masuk ke tubuh Presiden Jokowi.
Jangan mudah percaya dengan video narasi video yang tidak bertanggung jawab. Selalu saring informasi agar tidak terjebak dalam provokasi pihak yang tak bertanggung jawab. ***