Kurangi Risiko Hipertensi, Berikut Jenis Makanan yang Harus Dikonsumsi

15 Oktober 2020, 11:04 WIB
ilustrasi alat pendeteksi darah untuk penyakit Hipertensi. /Foto: Pixabay/Stevepb/

SEPUTARTANGSEL.COM - Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi ketika tekanan darah terhadap dinding arteri terlalu tinggi.

Hal itu, bisa dialami karena beberapa faktor, tapi sebagian besar penyebabnya adalah genetik alias keturunan.

Dokter spesialis penyakit dalam, Tunggul D. Situmorang menyarankan kepada orang-orang yang menyadari dirinya punya risiko mengidap hipertensi harus mengatur makanan yang dikonsumsi.

Baca Juga: 15 Oktober Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia, Ini Tujuannya

"Kalau sudah tahu punya risiko, hipertensi bisa dicegah dan dikendalikan," kata Tunggul yang juga Ketua Umum Indonesian Society of Hypertension (InaSH) dikutip dari Antara, Rabu 14 Oktober 2020.

Di antara makanan yang mesti dikurangi adalah konsumsi garam, makanan yang membuat tubuh jadi gemuk dan menimbulkan obesitas seharusnya dihindari. Sebab, kegemukan menimbulkan mengidap hipertensi.

Baca Juga: Membantu Pemulihan Ekonomi Nasional, DPR RI: OJK Harus Menjemput Bola

Makanan tinggi lemak dan kalori ditambah gaya hidup tidak sehat dapat memperparah risiko tekanan darah tinggi.

Tunggul menegaskan, tindakan pertama yang harus dilakukan orang dengan keturunan hipertensi adalah mengubah gaya hidup jadi lebih sehat.

"Baru setelah itu minum obat," kata dia.

Baca Juga: Berita Baik, Angka Kesembuhan Covid-19 di Lima Provinsi Terus Meningkat

Tunggul menyarankan untuk mengkonsumsi makanan yang memiliki rendah lemak untuk mengurangi risiko tekanan darah tinggi.

Kini orang dengan usia di bawah 40 tahun memiliki kecenderungan untuk mengalami hipertensi pada masa lima tahun ke depan.

Berdasarkan data Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia, masyarakat dengan usia di rentang 30 hingga 40 tahun memiliki tekanan darah normal-tinggi yang berisiko menjadi hipertensi pada lima tahun ke depan.

Baca Juga: KPK Panggil Saksi Kasus Korupsi dan Gratifikasi oleh Mantan Bupati Bogor Rachmat Yasin

Penyakit hipertensi tidak bisa disembuhkan, melainkan hanya bisa dikendalikan. Ketika seseorang meminum obat dan tekanan darahnya menurun, itu adalah upaya pengendalian tekanan darah, bukan menjadi sembuh.

Maka, masyarakat diimbau untuk patuh dalam meminum obat agar tekanan darah terkendali dan tidak menimbulkan gangguan kesehatan lain.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan mengungkapkan 13,3 persen pasien Covid-19 dengan penyakit bawaan atau komorbid hipertensi atau tekanan darah tinggi meninggal dunia.

Baca Juga: Tujuh Kota Catat Kasus Aktif Covid-19 di Atas 1.000 dalam Empat Pekan Berturut-turut

Penyakit hipertensi menjadi faktor risiko paling tinggi menyebabkan pasien Covid-19 meninggal dunia diikuti oleh penyakit komorbid lainnya seperti diabetes, jantung koroner dan gagal ginjal.

Dari 1.641 orang pasien Covid-19, penyakit penyerta paling banyaknya adalah hipertensi dengan jumlah mencapai 50,8 persen.***

Editor: Sugih Hartanto

Tags

Terkini

Terpopuler