Wisata Kuliner Pasar Lama Kota Tangerang di Masa Pandemi Covid-19

1 Juli 2020, 21:02 WIB
Pembeli dan penjual di Wisata Kuliner Pasar Lama diwajibkan menggunakan masker dan menerapkan protokol kesehatan seperti dilarang berkerumun. /- Foto: Seputartangsel.com/Abdullah Jundi.

SEPUTARTANGSEL.COM - Tak bisa dipungkiri, pandemi Covid-19 mengubah tatanan kehidupan sosial dan bermasyarakat.

Termasuk yang paling terdampak adalah sektor ekonomi dan pariwisata.

Di Kota Tangerang, wisata kuliner Pasar Lama pun termasuk yang terkena imbasnya.

Baca Juga: Pembakar Toyota Alphard Milik Penyanyi Dangdut Via Vallen Terancam Hukuman 12 Tahun Penjara

Para pedagang dan pengunjung Wisata Kuliner menurun drastis. Pedagang pun ada beberapa di antaranya yang tak lagi menjajakan dagangannya.

Selain karena sepinya pengunjung, juga karena penerapan protokol kesehatan yang membuat sejumlah pedagang mengeluh pendapatannya berkurang drastis.

Saat Seputartangsel.com berkunjung Rabu sore pekan lalu, area Wisata Kuliner Pasar Lama tidak seramai biasanya saat sebelum pandemi.

Baca Juga: Harga Emas Antam per 1 Juli 2020 Naik Tipis ke Rp 919.000 per Gram

Hanya ada sekitar dua hingga tiga puluhan pedagang jajanan. Tak seperti hari normal biasanya yang bisa mencapai empat puluh lebih pedagang.

Jalanan di dalam kawasan wisata pun terasa lengang, tidak padat dan macet seperti biasanya.

Selain karena pintu kawasan ditutup oleh pembatas jalan dari Satuan Polisi Pamong Praja, wisata kuliner pasar lama juga menerapkan jam malam.

Baca Juga: Update Corona Indonesia 1 Juli 2020 Menyamai Rekor Empat Hari Lalu, Tambah 1.385 Positif Covid-19

Seperti diungkapkan Supriyadi, Komandan Pleton Satpol PP Kota Tangerang, intensitas pedagang dan pengunjung menurun sampai 40 persen.

"Lumayan berkurang pedagangnya, tidak seramai dulu. Meski tetap dibuka kawasan wisata kuliner Pasar Lama, tapi tetap menerapkan protokol kesehatan, seperti wajib menggunakan masker, tidak boleh berkerumun dan penerapan jam malam," ujar Supriyadi kepada Seputartangsel.com.

Ia menjelaskan wisata kuliner tidak pernah ditutup total, hanya karena penerapan PSBB, pedagang dan pengunjung berkurang. Jam malam pun diterapkan hingga pukul 20.00 WIB.

Baca Juga: Iuran BPJS Kesehatan Naik di Tengah Pandemi, Penunggak Bakal Bertambah

"Ketika sudah jam 8 malam, maka pedagang jajanan harus tutup. Kita beri peringatan tegas jika tidak ditutup," ujarnya.

Selama bulan Ramadan lalu pun, Supriyadi yang berjaga selama satu bulan penuh di Pasar Lama menuturkan suasana ngabuburit seperti tahun sebelumnya hampir tak terasa.
Hanya beberapa pengunjung saja yang mencari jajanan di Pasar Lama.

Dampak Covid-19 juga dirasakan pedagang. Seperti yang dialami Ainul Yaqin, pedagang sempol ayam di Pasar Lama.
Ia mengaku hanya bisa menjual sekitar 600-800 tusuk sempol ayam seharga 1000 rupiah dalam sehari.

Baca Juga: Laudya Cynthia Bella Soal Pernikahannya dengan Engku Emran: Kami Berdua Sepakat untuk Berpisah

Satpol PP Kota Tangerang dan penutupan jalan masuk ke wisata kuliner Pasar Lama untuk mobil dan motor. - Foto: Seputartangsel.com/Abdullah Jundi
Sementara hari-hari biasanya sebelum Covid-19 menyerang, ia bisa menjual hingga 1000-1500 tusuk dalam sehari.

Ainul yang warga setempat, tinggal di belakang Pasar Anyar masih beruntung, hanya penghasilannya yang menurun, tak seperti beberapa temannya yang tidak melanjutkan berdagang lantaran terkendala modal dan memilih pulang ke kampung halaman.

Selain pedagang, pengunjung juga merasakan dampak Covid-19. Asih dan Denisa, dua mahasiswi di salah satu Kampus di Jogja kepada Seputartangsel.com mengaku selama pandemi ini baru dua kali berkunjung ke wisata kuliner Pasar Lama.

Baca Juga: Hari Bhayangkara ke-74 Polri 1 Juli 2020, Presiden Jokowi: Keselamatan Rakyat Adalah Hukum Tertinggi

Mereka berdua yang asli Tangerang ini mengaku lebih banyak di rumah dan baru ke Pasar Lama ketika PSBB mulai melonggar.

Padahal, sebelumnya jika momen liburan kuliah bisa sampai sepuluh kali ke Wisata Kuliner sekadar untuk jajan atau nongkrong bersama teman-teman.

Baca Juga: Berapa Gaji YouTuber Atta Halilintar per Bulan Pasca Tembus 24 Juta Subscriber?

"Ada beberapa cafe juga yang biasanya kita nongkrong di situ sama teman-teman, sekarang tutup. Jadi baru dua kali ini selama pandemi berkunjung ke sini," ujar Asih.***

Editor: Sugih Hartanto

Tags

Terkini

Terpopuler