Nabi Muhammad SAW Juga Pernah Sesat? Buya Yahya Beri Penjelasannya

- 26 Juni 2022, 08:43 WIB
Buya Yahya jelaskan apakah Nabi Muhammad SAW pernah sesat
Buya Yahya jelaskan apakah Nabi Muhammad SAW pernah sesat /Tangkapan layar YouTube Al-Bahjah TV/

SEPUTARTANGSEL.COM - Beberapa umat Islam ada yang menganggap Nabi Muhammad SAW pernah sesat sebelum menjadi Nabi dan Rasul.

Bagi yang menganggap Nabi Muhammad SAW pernah sesat, mereka menunjuk dalil ayat Al-Qur’an surat Ad-Duha ayat 7.

وَوَجَدَكَ ضَالًّا فَهَدَىٰ
Dan Dia mendapati engkau dalam keadaan bingung lalu Dia memberi petunjuk.

Baca Juga: Zakir Naik Ungkap Amalan Nabi Muhammad SAW Saat Menyambut Bulan Ramadhan

Kata ” ضَالًّا ” di situ oleh sebagian orang diartikan sesat karena berasal dari kata ضل – يضل – ضلالة yang maknanya adalah sesat.

Benarkan Nabi Muhammad SAW pernah sesat?

Buya yahya mengatakan jika orang memiliki adab, maka tidak mudah mengatakan sesuatu yang tidak pantas.

Baca Juga: Zakir Naik Ungkap Amalan Nabi Muhammad SAW Saat Menyambut Bulan Ramadhan

Biarpun tidak mengerti, namun jika seorang itu memiliki adab, segala sesuatu yang tidak pantas untuk orang lain, pastilah orang tersebut tidak akan mudah mengatakan sesuatu kalimat yang tidak pantas untuk Nabi Muhammad SAW.

Dikutip SeputarTangsel.Com dari kanal YouTube Al Bahjah TV "Benarkah Nabi Muhammad SAW Juga Pernah Sesat? - Buya Yahya Menjawab" tayang pada 11 Agustus 2018.

"Kalau anda menyebut nama tetangga anda saja degan Mad Muhammad kayaknya enggak enak kok. Bagaimana dengan baginda Nabi Muhammad SAW. Inilah tuntutan adab didalam hati anda untuk tidak bisa menyebut Nabi Muhammad dengan sebutan asal nama," Jelas Buya Yahya dalam video ceramahnya tersebut.

Baca Juga: Peristiwa Isra Miraj Nabi Muhammad SAW Berubah Jadi Cahaya, Buya Yahya: yang Percaya Ya Aneh

Adab atau tata kerama sangatlah penting. Jika sesesorang memiliki adab dan mahabbah kepada Nabi, adab tersebut yang akan membentengi untuk sesuatu yang tidak pantas diucapkan.

"Anda dulu sesat, pemabok, penjudi. Hebat kalau anda taubat. Apalagi anda bertaubat padahal anda masih bisa main judi, riba. Berarti anda istimewa. Dosa yang lalu Allah akan ampuni tanpa membandingkan dulu anda sesat. Sama seperti Nabi Muhammad SAW, saya tidak akan ngomong begitu," imbuhnya.

Kita perlu memiliki adab dengan Nabi. Saat seseorang memepertanyakan apakah Nabi Muhammad SAW pernah sesat seperti manusia pada umumnya, maka perlu dipertanyakan adabnya.

Buya Yahya menjelaskan Kata ” ضَالًّا" memiliki makna yang beragam macam. Ada yang makna sesat dalam artian salah di jalan, ada yang memiliki makna sesat mabuk, zina dan lain-lain. Sehingga ahli tafsir yang membawakan pada makna sesat, maknanya sesat di jalan atau salah jalan.

Baca Juga: Maulid Nabi Muhammad SAW Diperingati dengan Tradisi Cowekan di Pasuruan Jawa Timur

Nabi Muhammad SAW pernah di Mekkah, Nabi akan dibawa kemana lalu dikembalikan oleh Allah SWT. Atau waktu nabi dibawa pamannya mau dibawa kemana lalu salah jalan. Bukan disamakan dengan orang-orang yang judi, mabuk atau sesat yang lain.

Di dalam Al-Qur’an, kata ضلال digunakan di banyak tempat dan juga dalam banyak makna. Dalam konteks keimanan, kata ضلال maknanya benar “sesat”, tapi dalam konteks yang lain makna ضلال adalah keliru.

Hal tersebut dijelaskan pada kisah Nabi Ya’qub AS yang disebut oleh saudara-saudara Nabi Yusuf dengan sebutan ضلال:

(إِذْ قَالُوا لَيُوسُفُ وَأَخُوهُ أَحَبُّ إِلَىٰ أَبِينَا مِنَّا وَنَحْنُ عُصْبَةٌ إِنَّ أَبَانَا لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ)
[Surat Yusuf 8]

Baca Juga: Kapan Pertama Kali Maulid Nabi Muhammad SAW Diperingati? Ini Sejarahnya

Ketika mereka berkata, “Sesungguhnya Yusuf dan saudaranya (Bunyamin) lebih dicintai ayah daripada kita, padahal kita adalah satu golongan (yang kuat). Sungguh, ayah kita dalam kekeliruan yang nyata.

Kata dholal di situ diartikan sebagai kekeliruan, bukan kesesatan. Walaupun makna keliru dan sesat itu saling berdekatan tapi keliru belum tentu sama dengan sesat. Perbedaannya terletak kepada intensi. Orang yang keliru bisa jadi akan mengoreksi sendiri kekeliruannya jika ia menyadari.***

Editor: H Prastya


Tags

Terkait

Terkini

x