Network
SEPUTARTANGSEL.COM - Hari Raya Idul Adha jatuh setiap 10 Dzulhijjah tahun Hijriah. Seluruh umat Muslim Dunia akan merayakan Idul Adha 1443 Hijirah dengan ibadah menyembelih hewan ternak sebagai qurban untuk dibagikan kepada fakir miskin.
Di setiap memperingati hari raya Idul Adha, kita masih sering dibingungkan terkait mana yang harus didahulukan antara qurban atau Aqiqah.
Banyak kesalahpahaman dalam fiqih. Yang pertama yakni, orang menganggap bahwa kurban itu seumur hidup sekali. Padahal yang dinamakan kurban itu hukumnya sunnah.
Baca Juga: Ustadz Adi Hidayat Ungkap Rahasia Keistimewaan Puasa Arafah, Berikut Niatnya
Sedangkan Aqiqah dilakukan seumur hidup sekali. Seperti halnya ibadah haji. Aqiqah disunnahkan atas orang tua. Jadi orang tua disunnahkan mengaqiqahi anaknya. Aqiqah disunnahkan hingga anak usia baligh.
Dikutip SeputarTangsel.com dari kanal YouTube Ustadz Adi Hidayat Official dengan judul "Berqurban atau Aqiqah dulu?- Ustadz Adi Hidayat" yang tayang pada 26 Juli 2020.
Menurutnya, dalam syariat itu ibadah yang bisa di satukan yakni, yang pertama jenisnya sama, yang kedua bukan ibadah pokok.
Baca Juga: MUI Jabar Serukan Sholat Ghaib untuk Eril Putra Ridwan Kamil, Ini Aturan Pelaksanannya
Aqiqah dengan Qurban, jenisnya sama. Sama- sama menyembelih hewan. Namun setelah diteliti dua-duanya menjadi pokok dan keduanya menjadi ibadah yang terpisah dan batasnya tertentu. Aqiqah terbatas dan Kurban juga memiliki waktu tertentu.
Karena ketidaksamaan ini, maka ulama malikiyah, syafiiah lebih cenderung untuk Aqiqah dan Kurban dipisahkan dalam waktu-waktu tertentu.
Maka Aqiqah cenderung dipisahkan dengan Kurban. Jika ingin berkurban maka diniatkan berqurban. Begitupun sebaliknya jika ingin Aqiqah maka dapat diniatkan Aqiqah.
Kurban yakni penyembelihan hewan dengan tujuan beribadah kepada Allah pada Hari Raya Haji atau Idul Adha pada tanggal 10 Dzulhijjah dan tiga hari tasyrik setelah 11,12, dan 13 Dzulhijjah.
Baca Juga: Keutamaan Puasa di Bulan Dzulqi'dah, Ini Kata Ustadz Abduh Tuasikal
Aqiqah hukumnya Sunnah yang sangat ditekankan. Karena ada hikmah penting dalam Aqiqah tersebut yang mana batas awalnya hari ketujuh sejak anak lahir hingga anak baligh.
Karena Aqiqah waktunya terbatas maka dalam hal ini dahulukan Aqiqah dengan ketentuan apabila usia anak masih belum baligh. Namun jika usia sudah melewati batas spesifik Aqiqah, maka dapat dahulukan Qurban.
Hadits yang dimaksud adalah sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam Hadist riwayat abu Daud nomor 2838 :
كُلُّ غُلاَمٍ رَهِينَةٌ بِعَقِيقَتِهِ تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ سَابِعِهِ وَيُحْلَقُ وَيُسَمَّيكُلُّ غُلاَمٍ رَهِينَةٌ بِعَقِيقَتِهِ تَذْ بَحُ عَنْهُ يَوْمَ سَابِعِهِ وَيُحْلَقُ وَيُسَمَّى “
Setiap bayi tergadai dengan aqiqahnya,
disembelihkan (kambing) untuknya pada hari ke tujuh, dicukur dan diberi nama” [HR Abu awud, no. 2838, at-Tirmidzi no. 1522, Ibnu Majah no. 3165 dll dari sahabat Samurah bin Jundub Radhiyallahu anhu. Hadits ini dishahihkan oleh al-Hakim dan disetujui oleh adz-Dzahabi, Syaikh al-Albani dan Syaikh Abu Ishaq al-Huwaini dalam kitab al-Insyirah Fi Adabin Nikah hlm. 97]
Baca Juga: Baca Ayat Al Quran Ini Saat Sholat Tahajud agar Doa Terkabul, Kata Ustadz Adi Hidayat
Aqiqah seperti yang sudah kita ketahui itu ibadah yg ditunaikan untuk bisa dengan ibadah tersebut diharapkan menjadi tumbuh lebih baik dimasa depan.
Bagi yang sudah masuk usia dewasa, alangkah lebih baik jika memiliki kelebihan rezeki bisa bersodaqoh dengan salah satunya diniatkan untuk menutup Aqiqah yang telah lalu.
Sedangkan Kurban tidak spesifik ditunjukkan kepada anak. Akan tetapi lebih mengarahkan jiwa pada setiap diri bersifat umum baik untuk anak-anak, orang dewasa bahkan orang yang sudah meninggal. ***
