Network
SEPUTARTANGSEL.COM – Bulan Ramadhan adalah bulan kesembilan dalam kalender Hijriyah, di mana tiap kali Ramadhan datang, dulunya diartikan di negeri Arab sebagai bulan yang sangat panas terik.
Dan pada saat Ramadhan tiba, biasanya suhu panas bumi menjadi sangat terik sehingga berpotensi membuat sumur-sumur menjadi mudah kering.
Oleh karena itu, sebulan sebelumnya mereka membagi tugas secara berkelompok untuk saling menyebar atau tasya’ub atau dikenal sekarang dengan Sya’ban guna mengumpulkan sumber-sumber air.
Di masa Islam, nama-nama bulan ini dipertahankan dan dimasukkan dalam kalender Hijriyah, dari Muharram sampai Zulhijjah.
Dalam kajian Ustadz Adi Hidayat (UAH) pada kanal YouTubenya yang diunggah pada 4 Maret 2022, ia menyampaikan bahwa, menariknya pada bulan Sya’ban sampai bulan Ramadhan ada pelebaran makna yang dulunya maknanya lebih menunjukkan kepada suasana dan iklim.
“Dan nilai-nilai ini dibawa dalam masa Islam, di mana orang yang ingin meningkatkan amalnya dan ketaatan, meninggalkan maksiat dan bertobat kepada Allah SWT, maka Ramadhan diartikan sebagai bulan yang membakar dosa-dosanya,” tutur UAH seperti dikutip SeputarTangsel.Com pada Kamis, 17 Maret 2022.
Baca Juga: Ketentuan dan Niat Puasa Ganti Ramadhan atau Qhada
Jadi makna Ramadhan dalam spirit Islam yaitu setiap hamba yang ingin meningkatkan taqwa kepada Allah SWT dengan pendekatan yang sangat indah, sehingga berpotensi terjawabnya doa-doa, diterima amal ibadah seseorang dengan tujuan akhir diwafatkan dalam husnul khatimah.
