SEPUTARTANGSEL.COM - Tidak diketahui dari mana asal mulanya, beredar keyakinan di tengah masyarakat muslim, hubungan intim suami istri merupakan sunah Rasul yang dilakukan di malam Jumat atau Kamis malam.
Bahkan disebutkan, hubungan intim yang merupakan sunah Rasul di malam Jumat pahalanya hingga seperti membunuh orang Yahudi.
Hal tersebut ditanyakan oleh salah seorang santri kepada Buya Yahya dalam satu kajian.
"Sunah Rasul di malam Jumat adalah hubungan suami istri. Bahkan, dihubungkan dengan membunuh Yahudi. Apakah hal seperti ini pantas diucapkan," tanya seorang santri kepada Buya Yahya sebagaimana dikutip SeputarTangsel.Com dari kanal YouTube Al Bahjah TV yang tayang 16 Desember 2021.
Sebelum menjawab pertanyaan di atas, Buya yang bernama asli Yahya Zainul Ma'arif ini mengajak semua umat muslim berhati-hati dalam menyebutkan sebagai sesuatu sebagai sunah.
"Tidak tahu sumbernya dari mana hingga masyhur di kalangan masyarakat: hubungan intim suami istri di malam Jumat merupakan sunah yang pahalanya seperti membunuh 70 orang Yahudi," ungkap Buya Yahya.
Buya lalu menjelaskan, hubungan suami istri sendiri sudah merupakan sunah Rasul, kapan saja dilakukan.
Tidak perlu menunggu malam Jumat, saling menyenangkan antara suami dan istri merupakan kewajiban.
Baca Juga: Ini Hukum Sholat Jumat Bagi Laki-laki Muslim yang Sudah Baligh
Sampai saat ini, Buya Yahya mengakui belum pernah menemukan dalil yang mendukung pernyataan hubungan suami istri merupakan sunah Rasul di malam Jumat.
"Dengan keterbatasan yang ada, kami belum menemukan yang demikian," tegas Buya Yahya.
Selanjutnya, Buya Yahya menjelaskan, ada dalil yang menyebut suami yang menjadikan istrinya mandi dan dia juga, setiap langkah shalat Jumatnya medapatkan pahala satu tahun.
Namun, dalil tersebut tidak bisa diterjemahkan secara mentah. Muslim yang dimaksud adalah orang yang berangkat shalat Jumat-nya lebih awal dan berada di shaf terdepan.
Sementara itu, pada hari Jumat muslimin memang disunahkan untuk mandi, tetapi ini tidak harus mandi wajib.
Terakhir, Buya Yahya mengajak semua muslimin untuk waspada amalan dengan menyebut Nabi. Jika tidak ada dan benar, itu dapat dikategorikan berdusta. Apalagi menjadikannya sebuah guyonan.
"Jika ada suami menilai istrinya sulit diajak berhubungan intim, lebih baik memotivasinya dengan cara lain atau merayunya," pungkas Nuya Yahya. ***