Microsoft: Hacker Korea Utara dan Rusia Menargetkan Peneliti Covid-19

- 14 November 2020, 06:22 WIB
Ilustrasi hacker
Ilustrasi hacker /Foto: Pixabay/TheDigitalArtist/

SEPUTARTANGSEL.COM - Hacker (peretas) yang bekerja untuk pemerintah Rusia dan Korea Utara telah menargetkan sejumlah organisasi yang terlibat dalam penelitian pengobatan dan vaksin Covid-19 di seluruh dunia.

Perusahaan perangkat lunak Microsoft (MSFT.O) menyampaikan hal tersebut pada hari Jumat, 13 November 2020.

Microsoft mengatakan, sebuah kelompok peretas Rusia yang biasa dijuluki ‘Fancy Bear’ atau ‘Beruang Mewah’ terlibat upaya baru-baru ini untuk masuk ke jaringan tujuh perusahaan farmasi dan peneliti vaksin di Kanada, Prancis, India, Korea Selatan, dan Amerika Serikat.

Baca Juga: Jalan Tol Yogyakarta-Bawen Sepanjang 75,82 Km Siap Digarap Konsorsium Lima BUMN

Baca Juga: Satgas: Awas Gelombang Kedua Covid-19, Terlihat Sehat Belum Tentu Terbebas

Sementara dari Korea Utara beraksi sepasang hacker  dijuluki ‘Cerium’ dan ‘Zinc’ atau ‘Seng’.

Microsoft mengatakan, mayoritas targetnya adalah organisasi yang sedang dalam proses pengujian vaksin Covid-19.

Sebagian besar upaya pembobolan gagal tetapi angka yang tidak terperinci berhasil, tambahnya.

Baca Juga: Jadwal Sholat Hari Ini, Sabtu 14 November 2020 dan Besok untuk Wilayah DKI Jakarta

Baca Juga: Penyaluran BLT BPJS Ketenagakerjaan atau BSU Termin II Ditunda? Ini Kata Menaker

Beberapa detail lainnya diberikan Microsoft. Mereka menolak menyebutkan organisasi yang ditargetkan, mengatakan mana yang telah terkena aktor mana, atau memberikan garis waktu atau deskripsi yang tepat tentang upaya gangguan.

Dikutip Seputartangsel.com dari Reuters, Kedutaan Rusia di Washington telah berulang kali membantah tuduhan keterlibatan Rusia dalam spionase digital.

Perwakilan Korea Utara untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa tidak segera menanggapi pesan yang meminta komentar. Pyongyang sebelumnya membantah melakukan peretasan di luar negeri.

Baca Juga: Khawatir Digeruduk Massa, Polisi Jaga Rumah Nikita Mirzani Tanpa Diminta

Baca Juga: Cek Rekening Sekarang, BLT BPJS Ketenagakerjaan atau BSU Rp2, 4 Juta Termin II Sudah Cair

Tuduhan spionase dunia maya muncul ketika kekuatan dunia berlomba-lomba di belakang layar untuk memproduksi vaksin untuk virus itu.

Mereka juga menyoroti bagaimana Microsoft mendesak kasusnya untuk seperangkat aturan global baru yang melarang gangguan digital yang ditujukan untuk penyedia layanan kesehatan.

Baca Juga: Sri Mulyani: Anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional Telah Terealisasi 55 Persen

Baca Juga: Habib Rizieq Mengajak Rekonsiliasi, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko Malah Bilang Begini

Eksekutif Microsoft Tom Burt mengatakan, perusahaannya mengatur waktu pengumumannya dengan kehadiran Presiden Microsoft Brad Smith di Forum Perdamaian Paris secara virtual.

Di forum ini, dia akan menyerukan para pemimpin dunia untuk menegaskan hukum internasional guna melindungi fasilitas perawatan kesehatan dan mengambil tindakan untuk menegakkan hukum.***

Editor: Sugih Hartanto


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x