Korsel, Jepang dan AS Latihan Militer, Korea Utara Balas dengan Tembakkan Rudal Balistik

- 1 Oktober 2022, 12:30 WIB
Ilustrasi penembakan rudal balistik yang dilakukan Korea Utara
Ilustrasi penembakan rudal balistik yang dilakukan Korea Utara /Defence View/

SEPUTARTANGSEL.COM - Korea Utara (Korut) dikabarkan telah menembakkan dua rudal Balistik pada Sabtu, 1 Oktober 2022 waktu setempat.

Peluncuran rudal tersebut merupakan keempat kalinya yang dilakukan Korut pada pekan ini, saat situasi di semenanjung Korea telah memanas.

Peluncuran rudal Balistik bertepatan dengan Korea Selatan (Korsel), Jepang, dan Amerika Serikat (AS) saat sedang mengadakan latihan militer bersama dalam rangka untuk meningkatkan pertahanan melawan Pyongyang.

Baca Juga: Korea Utara Tembakkan Dua Rudal Balistik, Amerika Serikat Gandeng Jepang dan Korea Selatan Lawan Korut

Korsel, Jepang dan AS menggelar latihan anti kapal selam trilateral ini untuk pertama kalinya dalam lima tahun pada Jumat 30 September dan juga setelah Wakil Presiden AS Harris Kamala mengunjungi Korsel.

Tim patroli Jepang juga mengonfirmasi peluncuran dua rudal balistik oleh Korea Utara ini.

Penyiar NHK, yang mengutip sumber pemerintah, telah mengatakan rudal itu tampaknya telah mendarat di luar zona ekonomi eksklusif Jepang.

Baca Juga: Hubungan AS - China Makin Tegang, Diplomat Korea Selatan Bujuk Beijing untuk Tinjau Kebijakan Nuklir Korut

Seperti yang dikabarkan oleh Wakil menteri pertahanan Jepang, Toshiro Ino mengatakan rudal itu tampaknya terbang dalam lintasan yang tidak teratur.

"Korea Utara telah mengulangi peluncuran rudal dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata Toshiro dilansir SeputarTangsel.Com dari Reuters pada Sabtu 1 Oktober 2022.

Selain itu, Para ahli juga mengatakan bahwa lintasan rudal yang di luncurkan oleh Korut yang tidak teratur menunjukkan bahwa rudal mampu bermanuver dalam penerbangan, sehingga lebih sulit untuk dilacak dan dicegat.

Baca Juga: Hubungan AS dengan China dan Korut Memanas, Menlu Antony Blinken Gandeng Jepang Beserta Sekutunya

Saat ini tercatat, Korut telah menembakkan rudal sebelum dan setelah kunjungan Harris ke Korsel.

Oleh karena itu, hal ini menambah rekor laju uji coba senjata tahun ini lantaran telah meningkatkan ancaman kekuatan nuklir yang kredibel yang mampu menyerang AS beserta sekutunya.

Korsel, Jepang dan juga AS tengah menggelar latihan anti-kapal selam. Latihan tersebut telah dilakukan beberapa hari setelah angkatan laut Washington dan juga Seoul tengah melakukan latihan skala besar di perairan lepas di semenanjung Korea.

Baca Juga: BLT Gaji atau BSU Tahap 4 Cair Senin Depan, Ini Cara Ceknya

Wakil Presiden Amerika Serikat, Kamala Harris yang tengah berada di Seoul pada Kamis, 29 September 2022 waktu setempat juga telah mengunjungi Zona Demiliterisasi yang dijaga ketat.

Zona ini merupakan zona yang membagi semenanjung Korea Selatan dan Korea Utara.

Kamala Haris yang mendatangi daerah tersebut dengan tujuan untuk menggarisbawahi komitmen "kuat" AS terhadap pertahanan Korea Selatan melawan Korea Utara.

Korut menandai perjalanan Harris ke Seoul tersebut dengan serangkaian peluncuran rudal.

Baca Juga: Lesti Kejora Diduga Alami KDRT, Inul Daratista 'Tampar' Rizky Billar: Laki-laki Itu Akan Jatuh Harga Dirinya

Selain itu, Pyongyang juga menembakkan rudal balistik jarak pendek pada hari Minggu, Rabu dan Kamis, hanya dalam beberapa jam setelah wakil presiden terbang keluar dari Korea Selatan.

Akan tetapi, AS juga telah bersiap dalam membantu Seoul dengan memiliki sekitar 28.500 tentara yang tengah ditempatkan di Korea Selatan dari serangan Korut tersebut.

Tepat sebelum kedatangan wakil Presiden AS di Seoul, Washington telah mengirimkan kapal induk bertenaga nuklir USS Ronald Reagan ke Korea Selatan guna melakukan latihan angkatan laut bersama skala besar, dalam unjuk kekuatan melawan Pyongyang.

Baca Juga: Ukraina Bersiap Hadapi Serangan Rudal tepat di Hari Kemerdekaan Setelah Bom Mobil Tewaskan Putri Sekutu Putin

Latihan semacam itulah yang telah membuat marah Korut, yang melihatnya sebagai latihan untuk invasi ke wilayah Korsel.

Menurut profesor di Universitas Ewha di Seoul, Leif-Eric Easley uji coba Balistik jarak pendek Korut tidak terlalu penting tetapi tetap melanggar resolusi keamanan PBB.

"Uji coba balistik jarak pendek Korea Utara kurang penting daripada uji coba nuklir tetapi masih melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB," kata profesor Leif-Eric Easley.

"Kendati Korea Utara menghadapi kelemahan internal dan isolasi internasional, pihaknya dengan cepat memperbarui senjata dan mengambil keuntungan dari dunia yang terpecah akibat persaingan AS-China dan pencaplokan wilayah Ukraina oleh Rusia," lanjut profesor Leif-Eric Easley.***

Editor: Dwi Novianto


Tags

Terkait

Terkini

x