Ratu Elizabeth II sendiri merupakan kepala negara tertua dan terlama di dunia. Dia naik tahta setelah kematian ayahnya, Raja George VI pada 6 Februari 1952. Saat itu, usianya 25 tahun.
Dia dimahkotai pada bulan Juni tahun 1963. Penobatan pertama yang disiarkan di televisi dan merupakan pendahuluan dunia baru. Dunia di mana kehidupan para bangsawan menjadi makin diteliti oleh media.
"Saya dengan tulus berjanji untuk melayani Anda, karena begitu banyak dari Anda berjanji untuk melayani saya. Sepanjang hidup, dengan sepenuh hati saya akan berusaha untuk menjadi layak atas kepercayaan Anda," kata Ratu di hari penobatannya.
Elizabeth menjadi raja pada saat Inggris masih mempertahankan sebagian besar kerajaan lama. Kerusakan akibat Perang Dunia Kedua di masa itu masih dirasakan. Bahkan, penjatahan makanan masih berlaku dan hak istimewa masih dominan di masyarakat.
Dalam dekase berikutnya, Elizabeth menyaksikan perubahan politik besar-besaran dan pergolakan sosial di luar negeri. Kesengsaraan keluarganya sendiri, terutama perceraian Charles dan mendiang istri pertamanya Diana, dipertontonkan di depan umum.
Sebagai simbol stabilitas dan kesinambungan yang bertahan lama bagi warga Inggris pada saat ekonomi nasional relatif menurun, Elizabeth juga menyesuaikan institusi monarki kuno dengan tuntutan era modern.
"Dia telah berhasil memodernisasi dan mengembangkan monarki tidak seperti yang lain," ujar cucu Elizebeth, Pangeran willian yang kini menjadi pewaris tahta berikutnya. ***