Krisis Energi Bayangi Eropa, 3 Negara Ini Kelimpungan Saat Putin Ancam Stop Pasokan Gas ke Eropa

- 11 Maret 2022, 08:58 WIB
Vladimir Putin mengancam akan menghentikan pasokan gas ke Eropa
Vladimir Putin mengancam akan menghentikan pasokan gas ke Eropa /Pixabay /Dimitri Sevastopol/

SEPUTARTANGSEL.COM – Krisis energi membayangi Eropa setelah Amerika Serikat (AS) mendorong sekutunya untuk melarang impor minyak Rusia sebagai sanksi atas invasi Moscow ke Ukraina.


Presiden AS Joe Biden dalam pidatonya menyatakan mengumumkan bahwa AS menargetkan arteri ekonomi Rusia. AS melarang semua impor energi minyak dan gas Rusia.

Menanggapi hal tersbebut, Presiden Rusia, Vladimir Putin memperingatkan bahwa pihaknya dapat menghentikan aliran gas melalui pipa, yakni dari Rusia ke Jerman sebagai tanggapan atas sanksi. Rusia akan menghentikan pembukaan pipa Nord Stream.

Baca Juga: Amerika Bantah Tuduhan Rusia Soal Terlibat dalam Penyiapan Senjata Biologi-Kimia Ukraina

Padahal Rusia adalah negara pemasok 40 persen gas Eropa.

Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengatakan bahwa Rusia memiliki hak untuk mengambil keputusan yang sesuai dan memberlakukan embargo pada pemompaan gas melalui pipa gas Nord Stream.

Konflik yang terus memanas antara Rusia dan Ukraina telah memberikan efek negatif bagi seluruh negara di benua Eropa.

Baca Juga: Wall Street Kembali Bangkit di Tengah Krisis Rusia-Ukraina

Eropa terancam krisis energi jika Rusia serius merealisasikan menghentikan ekspor gas atau pun minyak.

Berikut ini adalah beberapa negara Eropa yang terancam krisis jika Rusia menghentikan ekspor migasnya, dirangkum SeputarTangsel.Com dari berbagai sumber:

1. Prancis

Prancis mulai mengalami krisis energi dan inflasi meningkat, pasca kabar bahwa Rusia akan berhenti memasok gas alam untuk seluruh pasar Uni Eropa.

Rusia memasok gas Eropa sekitar 40 persen per tahun. Jika nantinya Rusia benar-benar menghentikan kegiatan ekspor gas alamnya, tentu hal ini berimbas pada berkurangnya stok gas alam hingga dapat memicu kenaikan harga komoditas energi di daratan Eropa.

Melalui pidatonya pada Rabu 9 Maret 2022, yang dikutip dari The Guardian. Presiden Prancis Emmanuel Macron memperingatkan warganya agar bersiap menghadapi resesi pada perekonomian negara akibat invasi Rusia ke Ukraina.

“Kenaikan harga bensin, gas, bahan baku akan berdampak pada daya beli kita; di masa depan, harga tangki bensin, tagihan pemanas, biaya produk tertentu berisiko menjadi lebih tinggi,” kata Macron dikutip SeputarTangsel.Com dari theguardian, pada Jumat 11 Maret 2022.

Mengantisipasi terjadinya resesi atau krisis ekonomi di wilayahnya, Presiden Prancis Macron mengimbau warganya untuk tak panik dan bersiap menghadapi risiko, dengan mencari energi alternatif.

Demi mengurangi adanya ketergantungan pada sumber energi asing, Macron menyebut Prancis saat ini berencana membangun pembangkit nuklir baru.

Baca Juga: Imbas Perang Rusia dan Ukraina, Harga Gandum Melonjak Terdampak Inflasi

2. Jerman

Menyusul ancaman Rusia yang berencana menghentikan pengiriman gas alam ke Eropa, kini Jerman dikabarkan mulai mengganti penggunaan gas ke batu bara untuk memenuhi kebutuhan suplai listrik di wilayahnya.

Pernyataan tersebut disampaikan melalui siaran radio publik Deutschlandfunk oleh Menteri Ekonomi Jerman, Robert Habeck.

Habeck memperingatkan bahwa larangan minyak dan gas dari Rusia akan menyebabkan krisis yang parah bagi Eropa.

Dirinya menyebut embargo impor juga merupakan desakan terhadap Eropa untuk fokus melakukan diversifikasi sumber energi.

Habeck mengakui bahwa ketergantungan energi terhadap Rusia bukanlah situasi yang baik, dan oleh karena itu harus ditangani melalui perluasan energi terbarukan.

Ia berkelakar pencarian sumber alternatif energi bisa dilakukan asal secepat menggunakan kecepatan Tesla.

Habeck menegaskan bahwa pelarangan gas dan minyak Rusia di Jerman dapat menyebabkan harga bahan bakar fosil akan melonjak tinggi.

"Kami kemudian berbicara tentang krisis ekonomi yang parah di Jerman dan dengan demikian akan berimbas juga di Eropa," lanjutnya.

3. Inggris

Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson dikabarkan mulai mengambil sikap menentang keputusan NATO yang ingin memblokir energi Rusia melalui sanksi energi. Ini karena Inggris sedang diambang krisis energi.

“Kita harus mempertimbangkan bagaimana kita semua bisa menjauh secepat mungkin dari ketergantungan, ketergantungan pada hidrokarbon, serta minyak dan gas dari Rusia. Semua orang (warga Inggris kebanyakan) membutuhkan (pasokan energi). Beberapa negara akan menemukan alternatif lebih cepat dibandingkan yang lain," ujar Boris Johnson.

Sebelumnya, Kanselir Jerman Olaf Scholz mengaku khawatir dengan pasokan energi di negaranya dan menyebut Eropa akan kesulitan jika tidak dapat mengamankan pasokan energi dari Rusia.***

Editor: Dwi Novianto


Tags

Terkait

Terkini