Rusia bersiap untuk masa depan yang tidak pasti dari inflasi yang melonjak, kesulitan ekonomi, dan tekanan yang lebih tajam pada barang-barang impor.
Rubel kehilangan sekitar sepertiga dari nilainya minggu lalu, setelah sanksi Barat yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Negara-negara Barat sepakat menjatuhkan sanksi untuk menghukum Rusia karena menyerang Ukraina.
Baca Juga: Vladimir Putin Minta Ukraina Menyerah Saat Warga Mariupol Terperangkap
Langkah itu membekukan sebagian besar cadangan bank sentral senilai $640 miliar dan melarang beberapa bank dari sistem pembayaran global SWIFT. Kondisi ini telah membuat rubel jatuh bebas
Bisnis internasional terkemuka telah memutuskan hubungan dengan Rusia. Bahkan Moscow dikucilkan oleh badan-badan olahraga dan hiburan.
Rusia membantah sengaja menargetkan warga sipil. Rusia menyebut kampanye yang diluncurkan pada 24 Februari sebagai operasi militer khusus untuk melucuti senjata Ukraina dan menyingkirkan para pemimpin yang digambarkannya sebagai neo-Nazi.
Ukraina dan sekutu Baratnya menyebut ini sebagai dalih transparan untuk invasi menaklukkan negara berpenduduk 44 juta orang itu.***