Isolasi Terhadap Rusia Terus Meningkat Saat Pertempuran di Ukraina yang Terus Berkecamuk

- 1 Maret 2022, 11:45 WIB
Ilustrasi Rusia invasi Ukraina
Ilustrasi Rusia invasi Ukraina /Reuters/Baz Ratner/

SEPUTARTANGSEL.COM - Saat Rusia tak menunjukkan penghentian serangan ke Ukraina, Isolasi terhadap negara pimpinan Vladimir Putin terus meningkat.

Kini Rusia mendapat sanksi baik ekonomi juga lainnya dari negara-negara Barat atas keputusan menyerang Ukraina.

Keputusan Rusia menginvasi Ukraina pada pekan lalu ternyata tak mencapai hasil seperti yang diharapkan oleh Vladimir Putin.

Baca Juga: Sepak Bola Rusia Disanksi FIFA dan UEFA, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson Beri Reaksi

Bahkan pembicaraan antara Rusia dan Ukraina di perbatasan Belarusia pada senin 28 Februari 2022 tak mencapai kesepakatan.

Para perunding dari Rusia, Ukraina, dan Belarusia hingga kini belum mengatakan kapan babak baru akan berlangsung.

Dilansir SeputarTangsel.Com dari Reuters, Selasa 1 Maret 2022, Amerika Serikat dan sekutunya telah berusaha menghukum Rusia karena menyerang Ukraina secara ekonomi.

Baca Juga: FIFA dan UEFA Resmi Beri Sanksi untuk Sepak Bola Rusia

Diketahui bahwa serangan Rusia ke Ukraina merupakan yang terbesar sejak perang dunia kedua.

Bahkan Amerika Serikat dan sekutunya telah memberikan sanksi pada bisnis top Rusia, oligarki dan pejabat, termasuk Putin sendiri.

Hingga kini Amerika Serikat tidak mengirimkan pasukan ataupun memberlakukan zona larangan terbang pada Rusia.

Baca Juga: Pemilik Chelsea Roman Abramovich Bantu Perundingan Antara Rusia dan Ukraina

Meskipun hal tersebut telah diminta oleh Ukraina, akan tetapi washington khawatir akan eskalasi antar dua kekuatan nuklir utama dunia.

Namun Amerika Serikat dan sekutunya menjanjikan bantuan militer ke Kiev karena ibu kota tersebut berada dalam ancaman terus menerus.

"Bagi musuh, Kiev adalah target utama," kata Zelenskiy dalam pesan video Senin malam.

"Kami tidak membiarkan mereka merusak pertahanan ibu kota, dan mereka mengirim penyabot kepada kami. Kami akan menetralisir mereka semua," ujarnya lagi.

Zelenskiy mengatakan bahwa Rusia menargetkan pembangkit listrik termal yang menyediakan listrik ke Kiev, kota berpenduduk 3 juta orang.

Menurut perusahaan satelit AS Maxar, untuk dapat menguasai ibu kota Ukraina, Rusia telah mengumpulkan konvoi kendaraan lapis baja, tank, dan peralatan militer lainnya yang membentang sejauh 40 mil (64 km).

Namun Rusia mengatakan bahwa tindakannya tidak dirancang untuk menduduki wilayah tetapi untuk menghancurkan militer dan menangkap apa yang disebut sebagai nasionalis berbahaya.

Hingga kini pertempuran terus berkecamuk di sekitar pelabuhan Mariupol dan di kota timur Kharkiv.

Para pejabat Ukraina mengatakan bahwa serangan artileri Rusia telah menewaskan puluhan warga sipil, termasuk anak-anak.

Hal tersebut menunjukkan bahwa Rusia tak berniat untuk menghentikan serangan ke Ukraina meskipun negaranya telah terisolasi.***

Editor: Dwi Novianto


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x