Harga Minyak Melonjak Pasca Sanksi Ekonomi Rusia, Brent Dibanderol di Atas 100 Dolar AS

- 28 Februari 2022, 13:00 WIB
Ilustrasi harga minyak dunia melonjak
Ilustrasi harga minyak dunia melonjak /REUTERS/null/

SEPUTARTANGSEL.COM - Peningkatan sanksi ekonomi terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina mengakibatkan harga minyak melonjak, pada perdagangan Senin 28 Februari 2022.

Sehari sebelumnya, Presiden Vladimir Putin menempatkan penangkal nuklir negaranya dalam siaga tinggi, Minggu 27 Februari 2022.

Harga minyak brent melonjak kembali di atas 100 dolar AS per barel, pada Senin, 28 Februari 2022. Awalnya harga minyak brent melonjak lebih dari 7 dolar AS.

Baca Juga: Bank Sentral Rusia Siapkan Langkah Strategis Antisipasi Sanksi dari Negara Barat

Minyak mentah berjangka Brent naik 3,95 dolar AS atau naik 4,0 persen. Harga brent menjadi 101,88 dolar AS per barel, di perdagangan Senin pukul 02.28 GMT.

Dikutip SeputarTangsel.Com dari Antara pada Senin, 28 Februari 2022, kenaikan harga minyak diduga karena peringatan nuklir dan kendala pembayaran bank yang meningkatkan kekhawatiran.

Terdapat kekhawatiran bahwa pengiriman minyak dari produsen terbesar kedua di dunia itu dapat terganggu.

Baca Juga: Green Day Batalkan Konser di Stadion Spartak Moskow Imbas Invasi Rusia ke Ukraina

Rusia sebagai produsen minyak terbesar kedua, menyumbang sekitar 10 persen dari pasokan minyak global.

Kenaikan harga minyak brent yang mencapai 101,88 dolar AS per barel terjadi setelah mencapai level tertinggi 105,07 dolar AS per barel di awal perdagangan.

Pekan lalu di perdagangan global ini mencapai harga 105,79 dolar AS, setelah invasi Rusia ke Ukraina dimulai. Angka ini adalah level tertinggi lebih dari tujuh tahun.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS terangkat 4,55 dolar AS atau 5,0 persen. Harga WTI menjadi 96,14 dolar AS per barel, di perdagangan Senin.

Baca Juga: Raksasa Teknologi Google Blokir Media Rusia dari Penghasil Iklan YouTube

Ini terjadi setelah mencapai level tertinggi 99,10 dolar AS di awal sesi. WTI naik ke level 100,54 dolar AS minggu lalu.

"Harga minyak dipengaruhi langkah AS dan Eropa untuk menghapus bank-bank Rusia tertentu dari sistem SWIFT. Ini telah menimbulkan kekhawatiran akan gangguan pasokan minyak dalam waktu dekat" kata ahli strategi komoditas ANZ Daniel Hynes

"Risiko untuk memasok minyak yang terbesar yang telah kami lihat selama beberapa waktu, adalah ketatnya pasar untuk mendapatkan pasokan minyak," lanjutnya.

Sebelumnya, Putin memerintahkan 'pasukan pencegahan' Rusia, yang menggunakan senjata nuklir menjadi siaga tinggi, pada Minggu.

Kemudian, para pemimpin NATO dan sejumlah negara Barat telah memberikan peringatan nuklir dan berbagai sanksi ekonomi pada Rusia.

Rusia menyebut tindakannya di Ukraina sebagai "operasi khusus".

"Keputusan Presiden Putin untuk menempatkan pasukan nuklir Rusia dalam siaga tinggi adalah eskalasi yang jelas dan mengkhawatirkan yang dapat menaikkan harga minyak," kata Stephen Brennock dari pialang minyak PVM.

Perang yang meningkat terjadi beberapa hari menjelang pertemuan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), telah berpengaruh pada pasokan minyak dan melonjakkan harga minyak.

Sementara, Rusia, sekutu serta negara OPEC yang disebut OPEC+, diperkirakan akan tetap pada rencana untuk menambah pasokan 400.000 barel per hari (bph) pada bulan April.

Menjelang pertemuan, OPEC+ merevisi perkiraan surplus pasar minyak untuk 2022, yakni sekitar 200.000 barel per hari menjadi 1,1 juta barel per hari.

Sedangkan stok minyak di negara maju dikabarkan turun menjadi 62 juta barel, angka ini di bawah rata-rata 2015 -2019.***

Editor: Dwi Novianto


Tags

Terkait

Terkini