Produsen AS Turunkan Produksi, Harga Minyak Dunia Melonjak

- 9 Mei 2020, 08:35 WIB
Ilustrasi: Pengeboran minyak lepas pantai.
Ilustrasi: Pengeboran minyak lepas pantai. /- Foto: Antaranews/moneycontrol.com

Kedua kontrak membukukan kenaikan mingguan kedua, dengan harga Brent melonjak lebih dari 18 persen minggu ini dan WTI melambung sekitar 33 persen.

Jumlah rig minyak dan gas alam yang beroperasi turun 34 ke level terendah sepanjang masa 374 rig minggu ini - mencerminkan data yang kembali 80 tahun - karena industri energi memangkas produksi dan pengeluaran untuk menangani kejatuhan permintaan bahan bakar akibat virus Corona.

Baca Juga: Salurkan Bansos di Tangsel, Sekjen Kemensos: Yang Belum Terdata, Hubungi Pihak Terkait

Perusahaan-perusahaan minyak Amerika Utara telah menghentikan produksi lebih cepat dari perkiraan para analis dan berada di jalur untuk mengurangi sekitar 1,7 juta barel per hari (bph) produksi pada akhir Juni.

"Kemajuan beberapa minggu terakhir ini agak mencurigakan mengingat fakta bahwa kasus virus corona terus meningkat dan surplus minyak mentah AS mempertahankan tren kenaikan di mana rekor tingkat stok AS kemungkinan akan dicapai dalam laporan EIA minggu depan," kata Presiden Ritterbusch and Associates, Jim Ritterbusch di Galena, Illinois, dalam sebuah laporan.

Laporan mingguan Badan Informasi Energi AS (EIA) pada Rabu (6/5/2020) menunjukkan 15 minggu kenaikan berturut-turut dalam stok minyak mentah meskipun tingkat pertumbuhan dalam persediaan telah melambat sejak rekor kenaikan 19 juta barel awal April.

Baca Juga: Kasus Baru Positif Corona Tiga Kali Lipat Penambahan Angka Kesembuhan

Pasar sekarang memantau lebih banyak data yang menunjukkan bahwa Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu yang dipimpin oleh Rusia - yang dikenal sebagai OPEC+ - mematuhi rekor pemangkasan produksi sebesar 9,7 juta barel per hari yang dimulai bulan ini, menurut Presiden Lipow Oil Associates, Andrew Lipow di Houston.

"Saya sekarang memperkirakan harga akan mundur kembali ke 20 dolar AS per barel karena skeptisisme akan datang ke pasar tentang kepatuhan OPEC+ pada pengurangan produksi," kata Lipow.

Irak belum memberi tahu para pembeli minyak reguler tentang pengurangan ekspor mereka, yang menunjukkan bahwa mereka sedang berjuang untuk sepenuhnya menerapkan pengurangan pasokan.

Halaman:

Editor: Sugih Hartanto

Sumber: Permenpan RB


Tags

Terkait

Terkini

x