Rusia Tarik Sebagian Tentaranya dari Perbatasan Ukraina, Nggak Jadi Perang?

- 15 Februari 2022, 21:17 WIB
Setelah sebelumnya Amerika Serikat menyebut akan adanya invasi pada hari Rabu, pemerintah Rusia menarik sebagian pasukannya dari perbatasan Ukraina.
Setelah sebelumnya Amerika Serikat menyebut akan adanya invasi pada hari Rabu, pemerintah Rusia menarik sebagian pasukannya dari perbatasan Ukraina. /Foto: Pixabay/petterijokela/

SEPUTARTANGSEL.COM - Pemerintah Rusia menyatakan mereka menarik sebagian dari pasukannya di dekat perbatasan Ukraina kembali ke pangkalannya. Ini disebut menjadi salah satu langkah besar pertama untuk meredakan ketegangan di wilayah itu.

Dikutip Seputartangsel.com 15 Februari 2022 dari NDTV, langkah ini diambil di tengah upaya diplomatik negara-negara barat untuk mencegah invasi Rusia ke Ukraina, setelah sebanyak lebih dari 100.000 tentara berkumpul di sepanjang perbatasannya.

Hal ini menjadi krisis terburuk antara Rusia dan Barat sejak berakhirnya Perang Dingin. Amerika Serikat sebelumnya memperingatkan bahwa sebuah penyerbuan berskala besar, termasuk penyerangan terhadap ibukota Kyiv, dapat dilakukan dalam hitungan hari.

Baca Juga: Fahri Hamzah Minta DPR Hentikan Rapat Dengan BUMN: Budaya Korporasi Rusak!

Pada hari Selasa pagi, juru bicara menteri pertahanan Rusia mengatakan pasukan yang telah mereka kerahkan di dekat Ukraina telah menyelesaikan latihan mereka dan sedang berkemas untuk pergi meninggalkan lokasi.

"Unit-unit distrik militer Selatan dan Barat, setelah menyelesaikan tugas-tugas mereka, telah memulai untuk memuat ke transportasi rel dan jalan, dan hari ini mereka akan mulai berpindah ke markas mereka," kata Igor Konashenkov kepada beberapa kantor berita Rusia.

Belum diketahui secara pasti seberapa banyak unit tentara yang terlibat, dan apa dampak penarikan tersebut terhadap jumlah keseluruhan pasukan Rusia yang mengelilingi perbatasan Ukraina. Namun ini adalah pengumuman pertama penarikan pasukan dalam beberapa minggu terakhir.

Amerika Serikat mengatakan Rusia telah memperkuat pasukannya di sepanjang perbatasan Ukraina selama akhir pekan lalu, namun para pejabat AS bersikeras bahwa diplomasi menjadi jalan yang dapat memberikan hasil.

Baca Juga: Carlos Fortes Cetak Brace Tumbangkan Persita Tangerang 2-0, Arema FC Makin Kokoh di Puncak Klasemen Liga 1

Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan perdana menteri Inggris Boris Johnson dalam sebuah panggilan menyetujui agar jendela diplomasi tetap dibuka lebar-lebar.

"Para pemimpin negara menekankan bahwa serangan lebih lanjut ke dalam wilayah Ukraina akan menghasilkan krisis berkepanjangan untuk Rusia, dengan kerusakan yang menjangkau Rusia dan dunia," ujar seorang juru bicara pemerintah Inggris.

Di tengah beberapa klaim dari pejabat Amerika Serikat bahwa sebuah invasi tengah dipersiapkan pada hari Rabu besok, presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menetapkan hari tersebut sebagai "Hari Persatuan", dan mengajak masyarakat Ukraina untuk turun ke jalan mengikuti demonstrasi damai.***

Editor: Ihya R. Azzam


Tags

Terkait

Terkini