Network
SEPUTARTANGSEL.COM - Pola kehidupan masyarakat yang saat ini lebih terbuka membuat kemungkinan pernikahan antar ras dan bangsa menjadi lebih banyak ditemukan.
Pada kasus di Korea Selatan, banyak imigran berdatangan ke negeri ginseng tersebut dan akhirnya menetap di sana karena menikah dengan pasangannya yang merupakan warga negara Korea Selatan.
Banyaknya pernikahan antara imigran dengan warga negara Korea Selatan menghasilkan bertambah banyaknya anak-anak yang memiliki latar belakang multikultural di Korea Selatan.
Baca Juga: Pemerintah China Larang Pria Feminin Muncul di TV, Netizen Korea Selatan Malah Ngaku Prihatin
Permasalahan pun muncul karena banyak anak-anak yang berlatar belakang multikultural mengalami pelabelan yang tidak cukup baik di sekolahnya.
Hal tersebut menjadi perhatian serius bagi pemerintah Korea Selatan. Pada Senin, 7 Februari 2022, Menteri Kesetaraan Gender dan Keluarga Korea Selatan, Chung Young Ai menghadiri sebuah konferensi yang diagendakan untuk mendengar keluhan dari para imigran dan anak-anak berlatarbelakang multikultural.
Dikutip SeputarTangsel.Com dari laman koreatimes.co.id pada Selasa, 15 Februari 2022, konferensi tersebut berlangsung di Pusat Bantuan Keluarga Multikultural yang berada di Ansan, barat daya Seoul.
Baca Juga: Pendaki Disabilitas Fisik Asal Korea Selatan Hilang di Gunung Himalaya
Ansan sendiri merupakan kota yang ditinggali oleh masyarakat yang multikultural. Kota tersebut memiliki 90.000 penduduk yang bukan warga negara Korea Selatan, dan terdapat 4.000 pasangan dari hasil pernikahan beda kewarganegaraan.
Dari konferensi tersebut, diketahui bahwa anak-anak berlatar belakang multikultural kerap kali mendapat perlakuan tidak menyenangkan di sekolah.
