Sebagai informasi, BRI merupakan program investasi internasional yang diluncurkan oleh Presiden Xi Jinping pada tahun 2013 silam.
Sebagian besar pemilik utang dari negara Tirai Bambu itu merupakan negara menengah ke bawah yang diperuntukkan membangun infrastruktur besar-besaran.
AidData mengungkapkan, ada 13.000 proyek BRI senilai lebih dari 843 miliar USD di 165 negara selama tahun 2000 hingga 2017.
Laju pinjaman BRI disebut telah melambat selama beberapa tahun terakhir meski utang sebelumnya tetap ada.
Baca Juga: China Bertindak Sepihak di Laut Natuna Utara, AS dan Uni Eropa Prihatin
Pada 2019 lalu, Xi Jinping berjanji akan meningkatkan transparansi dan stabilitas keuangan dalam program tersebut, serta 0 toleransi terhadap korupsi.
Selain itu, di dalam laporan AidData, tercatat bahwa penyitaan aset sebagai pengganti pembayaran hanya diperbolehkan dalam pinjaman pemerintah langsung.
Namun kenyataannya, penyitaan semakin sering dilakukan melalui SPV dan mekanisme semi-swasta lainnya. Pembayaran kerap kali diambil dari pendapatan yang dihasilkan dari proyek yang didanai.***