Menurut penyelidikan Propublica, tahun ini Elon Musk hanya dikenai tarif pajak rill sebesar 3,27 persen.
Meski hal itu legal, tetapi tarif tersebut dianggap telah menunjukan kegagalan undang-undang pajak Amerika untuk memungut peningkatan kekayaan yang berasal dari aset.
Baca Juga: Elon Musk Sambungkan Otak Monyet Dengan Komputer, Bisa Main Game
Elon Musk yang berhasil menggeser posisi pendiri Amazon Jeff Bezos, sebagai orang terkaya di dunia itu pun dianggap tak layak karena pandangannya terhadap kesejahteraan pekerja.
Sekretaris tenaga kerja di era pemerintahan Clinton, Robert Reich juga ikut mengkritik keputusan Time karena CEO Tesla itu pernah menyebut merasa tak perlu membayarkan iuran untuk serikat pekerja.
“Secara ilegal mengancam akan mengambil opsi saham jika karyawan berserikat," ujar Robert Reich.
Baca Juga: Geser Jeff Bezos, CEO Tesla Elon Musk Jadi Orang Terkaya di Dunia
Pada tahun 2020 yang lalu, Elon Musk juga terlibat kontroversi terkait tindakannya yang disebut telah menyepelekan bahaya Covid-19.
Saat itu Elon Musk tetap membuka pabriknya di California Utara, di tengah pandemi Covid-19.
Seorang Penulis, Kurt Eichenwald bahkan terang-terangan mengatakan bahwa terpilihnya Elon Musk sebagai 'People of The Year' merupakan pilihan terburuk yang pernah ada.