Ketegangan AS dan China Belum Usai, Tesla Terancam ditutup, Ternyata Ini Penyebabnya

- 21 Maret 2021, 08:37 WIB
Elon Musk berpose di depan mobil Tesla Model S.
Elon Musk berpose di depan mobil Tesla Model S. /Flickr/Maurizio Pesce/


SEPUTARTANGSEL.COM - Ketegangan AS dan China masih belum usai, kini Tesla terancam ditutup karena dikhawatirkan dapat menjadi mata-mata.

Elon Musk Kepala eksekutif Tesla Inc, mengatakan perusahaanya akan ditutup jika mobil listrik buatan digunakan untuk memata-matai China.

"Jika Tesla menggunakan mobil untuk memata-matai di China atau di mana pun, kami akan ditutup," kata Elon Musk kepada forum China secara virtual.

Baca Juga: Real Madrid Geser Sementara Barcelona Setelah Menang Kontra Celta Vigo

Baca Juga: Mengenal Jackson Wang Penyanyi Asal Cina yang Berkolaborasi dengan Afgan

Elon Musk menambahkan, bahwa perusahaannya akan tetap merahasiakan informasi apapun.

"Ada dorongan yang sangat kuat bagi kami untuk sangat merahasiakan informasi apa pun," tambah Musk, dikutip SeputarTangsel.Com dari Reuters, Minggu 21 Maret 2021.

Awal mula berita ini diketahui, militer China beranggapan bahwa fasilitas kamera pada mobil listrik tesla dapat menjadi mata-mata AS.

Baca Juga: Putus Hubungan Diplomatik karena Ekstradisi, Malaysia Sebut Korea Utara Tidak Saling Menghormati

Baca Juga: Gedung Mustika Ratu Kebakaran, Kerugian Ditaksir Sampai Ratusan Juta Rupiah

Diberitakan oleh Reuters, Militer China telah melarang mobil Tesla memasuki kompleksnya, dengan alasan kekhawatiran keamanan atas kamera yang dipasang pada kendaraan.

Langkah tersebut adalah sebagai antisipasi China terhadap AS yang masih bermusuhan.

Pembatasan militer China terhadap Tesla muncul ketika para pejabat senior China dan AS mengadakan pertemuan yang kontroversial di Alaska.

Baca Juga: Area Perbatasan Ditutup karena Pandemi Covid-19, PBB: Staf Internasional Telah Tinggalkan Korea Utara

Itu juga menjadi penyebab mobil listrik di China mendapat pengawasan hingga terancam tutup.

Musk menanggapi hal itu dengan mendesak AS dan China untuk saling percaya, hal ini disampaikan saat memberikan sambutan di China Development Forum.

Diketahui, di China Tesla telah menjual 147.445 mobil listrik tahun lalu, 30% dari total globalnya.

Baca Juga: Tim Bulu Tangkis Indonesia Terusir dari All England 2021, BWF Akhirnya Minta Maaf dan Mengaku Frustasi

Bisnis mobil listrik Tesla kian melonjak ketika mendapat dukungan kuat dari Shanghai China ketika membangun pabrik luar negeri pertamanya di sana pada tahun 2019.

Untuk itu saham Tesla berakhir naik 0,3% setelah jatuh sebanyak 4,4% selama perdagangan.

Namun setelah adanya pertemuan AS dan China belum lama ini, membuat Tesla terancam ditutup setelah adanya larangan dari militer China terhadap fasilitas mobil listrik tesla.

Baca Juga: Habib Rizieq Ogah Bersuara di Pengadilan, Ferdinand Hutahaean Minta Mantan Imam Besar FPI Itu Dihukum Maksimal

Mobil Tesla memiliki beberapa kamera eksternal untuk membantu pengemudi memarkir, berpindah jalur, dan fitur lainnya.***

Editor: Taufik Hidayat


Tags

Terkait

Terkini

x