Akses Warga yang Tidak Vaksin Dibatasi, Massa Unjuk Rasa di Belanda Berujung Rusuh

- 20 November 2021, 22:39 WIB
Salah satu aksi untuk rasa menolak lockdown Covid-19 di Belanda.
Salah satu aksi untuk rasa menolak lockdown Covid-19 di Belanda. /Foto: Reuters/ Eve Plevier///

SEPUTARTANGSEL.COM - Demonstrasi menolak lockdown di tengah Covid-19 di Rotterdam, Belanda berakhir ricuh. 

Para pengunjuk rasa melemparkan batu dan kembang api ke arah mobil polisi saat demontasi menolak lockdown.

Sementara itu, polisi melepaskan tembakan dan melukai setidaknya tujuh orang saat unjuk rasa di Belanda mulai memanas.

Baca Juga: Kasus Aktif Covid-19 di Tangsel Turun Terus, Tinggal 46 Kasus

Demonstrasi dan lockdown di Belanda terjadi Jumat, 19 November 2021, karena rencana pemerintah untuk membatasi akses orang-orang yang tidak vaksin.

"Pada beberapa kesempatan, polisi merasa perlu menarik senjata untuk membela diri, ketika bergerak melalui distrik pusat kota pelabuhan, membakar, dan melemparkan batu ke petugas," ujar Ahmed Aboutaleb, Wali Kota Belanda, sebagaimana dilansir SeputarTangsel.Com dari Al Jazeera, Sabtu 20 Nopember 2021.

Selain pengunjuk rasa, sejumlah polisi juga terluka dalam demo. Polisi menangkap puluhan orang dan diperkirakan akan menangkap lebih banyak lagi.

Baca Juga: Cuma Tambah 400 Kasus Baru Covid-19 dalam 10 Hari, China Langsung Lockdown Wuhan

Polisi mengatakan, demonstrasi dimulai di Jalan Coolsingel, Rotterdam dan memicu korban. Tidak lama, kebakaran terjadi di berbagai tempat dan polisi melepaskan beberapa tembakan peringatan.

Media Belanda menceritakan hal yang sama. Beberapa ratus pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan kebebasan dan melemparkan batu ke arah polisi. Polisi awalnya menggunakan meriam air untuk membubarkan massa.

"Pusat kota kita yang indah malam ini telah berubah menjadi zona perang," ujar perwakilan partai politik lokal, Leefbaar Rotterdam, yang tidak disebutkan namanya.

"Rotterdam adalah kota di mana Anda tidak bisa setuju dengan hal-hal yang terjadi, tetapi kekerasan tidak pernah, tidak pernah menjadi solusi," tambahnya.

Baca Juga: BLT Rp8 Juta per Minggu Bagi Warga Sydney Terdampak Perpanjangan Lockdown, Enak Betul

Aksi kekerasan di Rotterdam ini menjadi yang terburuk sepanjang sejarah Covid-19 di Belanda. Pada bulan Januari 2021, unjuk rasa juga pernah dilakukan. Perusuh menyerang dan membakar jalan-jalan di saat jam malam dimulai.

Pekan lalu, lockdown pertama musim dingin di Eropa Barat diberlakukan. Pembatasan mempengaruhi restoran, toko, dan olahraga. Pembatasan diperkirakan akan berlangsung sekitar tiga minggu. ***

 

 

 

Editor: Sugih Hartanto


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah