Vanuatu Lagi-lagi Serang Indonesia Soal HAM di Papua, Disikat Balik oleh Sindy Nur Fitri

- 26 September 2021, 22:17 WIB
Diplomat Indonesia, Sindy Nur Fitri memberi jawaban menohok atas serangan Vanuatu tentang HAM di Papua.
Diplomat Indonesia, Sindy Nur Fitri memberi jawaban menohok atas serangan Vanuatu tentang HAM di Papua. /Foto: Tangkapan layar YouTube/MoFA Indonesia/

SEPUTARTANGSEL.COM - Vanuatu kembali menyerang Indonesia di Sidang Majelis Umum PBB di New York, AS.

Negara kecil di kawasan Pasifik itu menyinggung soal isu HAM yang terjadi di Papua melalui pidato Perdana Menteri Vanuatu, Bob Loughman Weibur.

Pidato tersebut itu pun mendapat tanggapan dari Sekretaris Ketiga Perwakilan Tetap Republik Indonesia (PTRI) di PBB, Sindy Nur Fitri.

Baca Juga: Transkrip Lengkap Pidato Presiden Jokowi di Sidang Majelis Umum PBB ke-76

“Saya terkejut bahwa Vanuatu terus-menerus menggunakan forum yang mulia ini untuk mengusik kedaulatan dan integritas wilayah negara lain, serta terus melakukan agresi dengan maksud tercela dan motif politik untuk melawan Indonesia,” ucap Sindy dalam Sidang Umum PBB di New York pada Minggu, 26 September 2021.

Dikutip SeputarTangsel.Com dari kanal YouTube MoFA Indonesia, Sindy menyatakan Indonesia tegas menolak seluruh tuduhan tidak benar, tidak berdasar, dan menyesatkan yang terus dilakukan oleh Vanuatu.

“Tuduhan tersebut menciptakan harapan palsu dan kosong, serta hanya memicu konflik yang sedihnya mengorbankan banyak nyawa tak berdosa,” ucap Sindy.

Baca Juga: Dukung Haris Azhar Buka Data Keterlibatan Luhut dalam Bisnis Tambang Emas di Papua, Christ Wamea: Jangan Takut

Perwakilan Indonesia tersebut mengungkapkan, Vanuatu seolah-olah peduli terhadap isu-isu HAM dan berupaya mengesankan dunia.

Pada kenyataannya, HAM versi Vanuatu diputarbalikkan, dan sama sekali tidak hirau atas tindak teror yang keji serta tidak manusiawi yang dilakukan oleh kelompok kriminal separatis bersenjata (KKB) di Papua.

“Vanuatu secara sengaja menutup mata ketika kelompok kriminal separatis bersenjata ini membantai para perawat, tenaga kesehatan, guru, pekerja konstruksi dan aparat penegak hukum,” tuturnya.

“Mereka (para korban KKB) adalah orang-orang yang mendedikasikan hidupnya untuk masyarakat Papua,” kata Sindy.

Baca Juga: Presiden Jokowi Sampaikan 4 Hal dalam Pidatonya di Sidang Umum PBB, Apa Saja?

Dia pun mempertanyakan, ketika ada sejumlah pekerja konstruksi dan guru yang dibunuh secara brutal oleh KKB, Vanuatu malah memilih untuk diam dan membisu.

“Ketika fasilitas umum yang dibangun untuk masyarakat Papua dihancurkan, mengapa Vanuatu, sekali lagi memilih bungkam?” ucap Sindy.

Sindy juga mengungkapkan bahwa Vanuatu justru membela separatisme dengan kedok keprihatinan HAM yang dibuat-buat.

Dirinya juga bertanya apakah hal tersebut adalah pemahaman Vanuatu mengenai HAM.

Baca Juga: Luhut Polisikan Haris Azhar, Politisi Papua: Jujur Saya Agak Percaya Haris Azhar

Dia menuturkan, Vanuatu terus-menerus mencoba mempertanyakan status Papua sebagai bagian yang utuh Indonesia yang tidak lagi perlu diperdebatkan.

Sikap Vanuatu itu juga bertentangan dengan Declarationon Principles of International Law concerning Friendly Relations and Cooperation among States.

“Kita tidak boleh membiarkan penghinaan terhadap Piagam PBB semacam ini terus dilakukan di forum ini,” tuturnya.

Baca Juga: Usai Lihat Tutupan Hutan di Papua, Kaka Slank Minta Setop Pembukaan Lahan: Cukupkan Sekarang Juga!

Perseteruan ini bermula ketika Perdana Menteri Vanuatu Bob Loughman Weibur kembali menyebut terjadinya pelanggaran HAM di Papua dalam pidatonnya secara virtual di Sidang Umum PBB tersebut.

Dalam pidatonya pada Sabtu, 25 September 2021, Bob meminta Kantor Komisaris Hak Asasi Manusia PBB untuk mengunjungi Papua Barat untuk memberikan penilaian tentang situasi HAM di sana.

Vanuatu bukan pertama kali ini menyerang Indonesia di Sidang Umum PBB. Vanuatu terus mengungkit soal masalah HAM di Papua dalam sidang PBB tahun sebelumnya.***

Editor: Sugih Hartanto


Tags

Terkait

Terkini

x