“Saya mengucapkan selamat kepada orang-orang atas pilihan mereka,” ujar Rouhani.
Pemilihan presiden menjadi penanda konsolidasi kekuasaan oleh kubu konservatif dan garis keras. Mereka telah mengendalikan parlemen dan kemungkinan akan mengendalikan peradilan.
Baca Juga: Sekjen PBB Antonio Guterres Dilantik untuk Periode Kedua, Bersumpah Belajar dari Pandemi
Ebrahim Raisi sendiri menjadi Presiden Iran pertama yang dikenai sanksi Amerika Serikat.
Negara itu memasukkannya dalam daftar orang Iran yang dikenai sanksi karena dianggap berperan dalam eksekusi massal tahanan politik pada 1998.
Ebrahim juga dikecam karena keterlibatannya dalam tindakan keras terhadap unjuk rasa Gerakan Hijau pada 1988.
Dalam kampanyenya, Ebrahim Raisi berjanji akan meningkatkan ekonomi Iran yang sedang sakit di bawah sanksi AS dan dampak pandemi Covid-19. Hal tersebut memperburuk masalah infrastruktur selama beberapa dekade yang disebabkan pemerintah tidak membuat kebijakan yang tepat.
Ebrahim Raisi juga mengatakan selama debat calon presiden, bahwa dia akan menjunjung tinggi kesepakatan penting. Seperti kemitraan negara lainnya dan kesepakatan nuklir Iran sejak tahun 2015.
Bagian yang paling penting, dia menjanjikan akan membentuk pemerintahan yang kuat dengan mengarah kepada kesepakatan yang benar. ***