Ebrahim Raisi, Presiden Baru Iran yang Terpilih Menggantikan Hassan Rouhani

- 20 Juni 2021, 07:18 WIB
Ebrahim Raisi terpilih sebagai Presiden baru Iran.
Ebrahim Raisi terpilih sebagai Presiden baru Iran. /Sumber: Reuters / WANA / Majid Asgaripour/

SEPUTARTANGSEL.COM – Ebrahim Raisi resmi terpilih sebagai Presiden baru Iran. Hal tersebut diumumkan Kementerian Dalam Negeri pada Sabtu, 19 Juni 2021.

Dengan demikian Kepala Peradilan konservatif itu menjadi Presiden ke delapan pasca Revolusi 1979 yang dipimpin Ayatullah Khomeini.

Ebrahim Raisi terpilih melalui pemilihan yang diikuti 48.8 persen jumlah pemilih. Jumlah itu paling rendah untuk pemilihan presiden sejak pertama kali diadakan. Dari sana, Raisi memenangkan 61,95 persen atau 28.933.004 suara.

Baca Juga: Mojahedin Khalq dan Monarkis di Sejumlah Negara Serang Para Pemilih Iran yang Hendak Beri Suara

Uniknya, di bawah suara perolehan Presiden baru menyusul suara tidak sah yang mencapai 3.726.870 suara. Demikian dikutip dari Al Jazeera.

Sementara itu di tempat ketiga ada Mohsen Rezaei, keempat kandidat moderat Abdolnasswer Hemmati, dan kelima konservatif Hossein Ghazizadeh Hashemi.

Ebrahim rencana akan dilantik dan mulai bekerja pada bulan Agustus 2021 menggantikan Hassan Rouhani.

Baca Juga: Hotman Paris Ungkap Bahaya Covid-19 Paling Mengerikan Bagi Pria Beristri

Rouhani tidak lagi mengikuti pemilihan karena konstitusi Iran melarang warganya untuk mencalonkan diri sebagai presiden berturut-turut selama tiga kali masa jabatan.

“Saya mengucapkan selamat kepada orang-orang atas pilihan mereka,” ujar Rouhani.

Pemilihan presiden menjadi penanda konsolidasi kekuasaan oleh kubu konservatif dan garis keras. Mereka telah mengendalikan parlemen dan kemungkinan akan mengendalikan peradilan.

Baca Juga: Sekjen PBB Antonio Guterres Dilantik untuk Periode Kedua, Bersumpah Belajar dari Pandemi

Ebrahim Raisi sendiri menjadi Presiden Iran pertama yang dikenai sanksi Amerika Serikat.

Negara itu memasukkannya dalam daftar orang Iran yang dikenai sanksi karena dianggap berperan dalam eksekusi massal tahanan politik pada 1998.

Ebrahim juga dikecam karena keterlibatannya dalam tindakan keras terhadap unjuk rasa Gerakan Hijau pada 1988.

Dalam kampanyenya, Ebrahim Raisi berjanji akan meningkatkan ekonomi Iran yang sedang sakit di bawah sanksi AS dan dampak pandemi Covid-19. Hal tersebut memperburuk masalah infrastruktur selama beberapa dekade yang disebabkan pemerintah tidak membuat kebijakan yang tepat.

Baca Juga: Cara Cek Daftar BPUM BLT UMKM Rp1,2 Juta Via eform.bri.co.id dan Perhatikan 6 Hal Ini Saat Proses Pencairan

Ebrahim Raisi juga mengatakan selama debat calon presiden, bahwa dia akan menjunjung tinggi kesepakatan penting. Seperti kemitraan negara lainnya dan kesepakatan nuklir Iran sejak tahun 2015.

Bagian yang paling penting, dia menjanjikan akan membentuk pemerintahan yang kuat dengan mengarah kepada kesepakatan yang benar. ***

Editor: Ignatius Dwiana


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah