Mantan Menteri Luar Negeri AS Tuding Laboratorium Wuhan Lakukan Kegiatan Militer

- 2 Juni 2021, 00:07 WIB
Institut Virologi Wuhan
Institut Virologi Wuhan /Sumber: Pars Today/

Komunitas intelijen mengatakan pekan ini bahwa mereka bekerja secara agresif untuk menyelidiki asal usul virus dan akan melaporkan kembali ke Biden dalam waktu 90 hari.

"Komunitas Intelijen AS tidak tahu persis di mana, kapan, atau bagaimana virus Covid-19 ditularkan pada awalnya. Tetapi telah menggabungkan dua skenario yang mungkin, apakah itu muncul secara alami dari kontak manusia dengan hewan yang terinfeksi atau itu adalah kecelakaan laboratorium," kata Asisten Direktur Intelijen Nasional untuk Komunikasi Strategis Amanda Schoch dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: Dewan Keamanan Rusia: Aspirasi Hegemoni AS dan Barat Memancing Konflik Antar Hegara

Institut Virologi Wuhan, salah satu laboratorium penelitian virus top China, membangun arsip informasi genetik tentang virus corona kelelawar usai wabah SARS pada 2003 dan telah menghadapi kritik atas transparansinya selama pandemi Covid-19.

Tetapi bagi para pejabat masa Presiden Trump, ini telah menjadi sesuatu yang mereka curigai untuk sementara waktu. Presiden Trump percaya teori itu kredibel dan menyatakan dirinya dibenarkan pekan ini.

Baca Juga: Armenia Dukung Rusia Mengirim Pasukan di Perbatasan Armenia-Azerbaijan

"Sekarang semua orang setuju bahwa saya benar ketika saya sejak awal menyebut Wuhan sebagai sumber Covid-19, kadang-kadang disebut sebagai Virus China," katanya dalam sebuah pernyataan.

Departemen Luar Negeri telah mengeluarkan lembar fakta di hari-hari terakhir pemerintahan Trump yang memperingatkan bahwa kecelakaan laboratorium dapat menyerupai wabah alami jika paparan awal hanya mencakup beberapa individu dan diperparah oleh infeksi tanpa gejala.

Baca Juga: Direktur Intelijen Israel Menyebutkan Aksi Militer ke Iran Harus Ditingkatkan

Lembar fakta itu juga menyatakan,"Amerika Serikat telah menetapkan bahwa WIV telah berkolaborasi dalam publikasi dan proyek rahasia dengan militer China."

Halaman:

Editor: Ignatius Dwiana


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x