Selain China, Turki Juga Ingin Berdamai dan Mengajak Kerjasama dengan AS, Ada Apa?

- 22 Februari 2021, 15:22 WIB
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan /Foto: Instagram / RT Erdogan/

 
SEPUTARTANGSEL.COM - Ada beberapa negara yang tercatat sebagai negara yang berseberangan dengan Amerika Serikat (AS) menginginkan untuk berdamai dan melakukan kerjasama dengan AS.

China, melalui Menteri Luar Negerinya Wang Yi menyarankan agar China dan AS memperbaiki hubungan dengan saling menghormati dan tidak ikut campur dengan permasalahan internal negeri.

Selain China, Turki juga saat ini tengah bersemangat untuk memiliki hubungan yang baik dan lebih akrab dengan Negeri Paman Sam itu.

Belum diketahui secara pasti hal apa yang mendasari kedua negara tersebut untuk menginginkan kerjasama dengan AS.

Baca Juga: Surat-Surat Kendaraan Ikut Jadi Korban Banjir, Polda Metro Jaya Kasih Solusi Nih

Baca Juga: Presiden Jokowi Lantik Anggota Ombudsman Periode 2021 hingga 2026, Ini Dia Nama-namanya

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan lebih gencar melakukan pendekatan dengan AS usai Joe Biden resmi dilantik sebagai Presiden AS pada 20 Januari 2021 kemarin.

Keinginan untuk menguatkan ikatan Turki dan AS diungkapkan oleh Presiden Erdogan saat meluncurkan saluran televisi Turkish-American National Steering Committee (TASC) pada Sabtu 20 Februari 2021.

Menurut Presiden Erdogan, kerja sama antara Turki dan AS ke depan seharusnya saling menguntungkan.

"Kami ingin memperkuat kerja sama dengan pemerintahan AS yang baru atas dasar saling menguntungkan dalam jangka panjang," kata Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dikutip dari Middle East Monitor.

Baca Juga: Bulan Ramadhan, Vaksinasi Covid-19 Tetap Dilakukan Meski Penyuntikan pada Malam Hari

Baca Juga: Angka Kematian Hampir Tembus Setengah Juta Jiwa, Joe Biden dan Kamala Haris Akan Lakukan Hal Ini

Presiden Erdogan mengaku hal tersebut takkan bisa direalisasikan dengan mudah lantaran Turki dan AS masih berseberangan dalam persoalan orang-orang Kurdi.

"Baru-baru ini, kita semua melewati masa yang menguji persahabatan Turki dan AS," kata Erdogan.

"Kita tak dapat melihat sokongan dan solidaritas yang diharapkan dari sekutu NATO, khususnya dalam melawan kelompok 'teroris' PKK (orang-orang Kurdi) dan perluasannya," ujar Presiden Turki itu.

Baca Juga: China Tiba-tiba Minta Damai dan Mengaku Tidak Berniat Menantang AS, Tiongkok Menyerah?

Turki mengharapkan adanya 'sikap yang jelas dari sekutu kita semua'. Presiden Erdogan merasa dukungan dari NATO sangat penting bagi Turki dalam memerangi orang-orang Kurdi.

Pasalnya, serangan demi serangan terus dilancarkan PKK terhadap pemerintah Turki. Pekan lalu, kata Erdogan, ada 13 warga Turki yang tewas dalam 'serangan teroris yang berbahaya'.

Presiden Erdogan menambahkan, sebenarnya Turki dan AS lebih mengedepankan kesamaan kepentingan ketimbang 'perbedaan pendapat'.

Baca Juga: Hastag 'PDIP Juara Korupsi' Jadi Trending Twitter, Netizen Seret Kasus Dugaan Korupsi Bantuan Sosial (Bansos)

'Serangan teroris' ini diketahui setelah pasukan antiteror Turki yang beroperasi di Gara, Irak Utara menemukan 13 jenazah warga Turki pada Minggu 14 Februari 2021.

Saat itu, pasukan militer Turki dikerahkan ke Gara dalam Operasi Cakar Elang 2 selama empat hari.

Operasi militer tersebut dilancarkan untuk mencegah PKK dan kelompok teror lainnya untuk membangun kembali pos-pos mereka.

Pos-pos ini dituding menjadi basis kelompok-kelompok teroris untuk melangsungkan teror lintas batas di Turki.

Baca Juga: Hukuman Mati Dinilai Tidak Efektif Bagi Pelaku Kejahatan Ini, Kompolnas Beri Saran Ini Sebagai Efek Jera

Operasi Cakar Harimau dan Cakar Elang digelar militer Turki sejak Juni 2020 lalu untuk memastikan keamanan perbatasan.

PKK dianggap sebagai kelompok teroris oleh Turki, AS, dan Uni Eropa lantaran telah membunuh setidaknya 40.000 orang sepanjang 30 tahun meneror wilayah selatan Turki.

Namun, AS sendiri mendukung kelompok Kurdi di Suriah, YPG yang dianggap satu afiliasi dengan PKK.

Masalah ini sempat membuat Presiden Erdogan geram dan menyebut Presiden AS Joe Biden hanya 'membuat lelucon' saat mengecam PKK.

Baca Juga: Tanggul Jebol di Perumahan Pondok Gede Permai, PUPR Upayakan Tanggul Sementara dengan Karung Pasir

Selain ingin lebih akrab dengan AS, beberapa waktu lalu, Presiden Erdogan pun mengaku ingin memperbaiki hubungan dengan Israel

Keinginan Presiden Erdogan itu sempat memunculkan kontroversi karena selama ini Erdogan selalu menjadi pembela Palestina yang paling keras.

Kendati demikian, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu menegaskan negaranya tidak akan berbaikan dengan Israel jika mereka tetap mencaplok wilayah Palestina.

Artikel ini telah tayang di Pikiran Rakyat dengan judul: Tak Cuma Israel, Presiden Erdogan Juga Ingin Turki Lebih Akrab dengan AS: Kita Sedang Diuji

Baca Juga: Bukan Hanya Clubhouse, Kemenkominfo Wajibkan Semua PSE Mendaftar

Israel pun tak mau berdamai dengan Turki jika Presiden Erdogan masih mesra dengan pemimpin-pemimpin Hamas, kelompok militan Palestina yang paling mengancam Israel.***( Pikiran Rakyat/Mahbub Ridhoo Maulaa)

Editor: Muhammad Hafid


Tags

Terkait

Terkini

x