Selain China, Turki Juga Ingin Berdamai dan Mengajak Kerjasama dengan AS, Ada Apa?

- 22 Februari 2021, 15:22 WIB
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan /Foto: Instagram / RT Erdogan/

'Serangan teroris' ini diketahui setelah pasukan antiteror Turki yang beroperasi di Gara, Irak Utara menemukan 13 jenazah warga Turki pada Minggu 14 Februari 2021.

Saat itu, pasukan militer Turki dikerahkan ke Gara dalam Operasi Cakar Elang 2 selama empat hari.

Operasi militer tersebut dilancarkan untuk mencegah PKK dan kelompok teror lainnya untuk membangun kembali pos-pos mereka.

Pos-pos ini dituding menjadi basis kelompok-kelompok teroris untuk melangsungkan teror lintas batas di Turki.

Baca Juga: Hukuman Mati Dinilai Tidak Efektif Bagi Pelaku Kejahatan Ini, Kompolnas Beri Saran Ini Sebagai Efek Jera

Operasi Cakar Harimau dan Cakar Elang digelar militer Turki sejak Juni 2020 lalu untuk memastikan keamanan perbatasan.

PKK dianggap sebagai kelompok teroris oleh Turki, AS, dan Uni Eropa lantaran telah membunuh setidaknya 40.000 orang sepanjang 30 tahun meneror wilayah selatan Turki.

Namun, AS sendiri mendukung kelompok Kurdi di Suriah, YPG yang dianggap satu afiliasi dengan PKK.

Masalah ini sempat membuat Presiden Erdogan geram dan menyebut Presiden AS Joe Biden hanya 'membuat lelucon' saat mengecam PKK.

Baca Juga: Tanggul Jebol di Perumahan Pondok Gede Permai, PUPR Upayakan Tanggul Sementara dengan Karung Pasir

Halaman:

Editor: Muhammad Hafid


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x