Amerika Serikat Merayu China untuk Mengecam Kudeta Militer di Myanmar yang Menahan Aung San Suu Kyi

- 9 Februari 2021, 10:05 WIB
Polisi menyemprotkan meriam air ke arah pengunjuk rasa yang berdemonstrasi mendentang kudeta dan menuntut pembebasan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi, di Naypyitaw, Myanmar, Senin (8/2/2021).
Polisi menyemprotkan meriam air ke arah pengunjuk rasa yang berdemonstrasi mendentang kudeta dan menuntut pembebasan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi, di Naypyitaw, Myanmar, Senin (8/2/2021). /Foto: REUTERS/Stringer/

Baca Juga: Doyan Santap Burger, Ini Lokasi Favorit di Tangerang Selatan yang Bisa Dikunjungi

Selain itu, Biden juga berjanji untuk lebih banyak melakukan kolaborasi dengan sekutu dalam tantangan internasional.

Oleh karena itu, kata Price, AS saat ini tengah merancang pembatasan beberapa bantuan bagi Myanmar pascakudeta militer.

AS juga mengancam kepada militer Myanmar akan dijatuhkan sanksi baru, "bergerak cepat" untuk membentuk tanggapan atas kudeta tersebut.

China yang juga sebagai tetangga Myanmar didorong oleh AS baik secara publik atau pribadi untuk bergabung dengan kecaman global atas "tindakan anti demokrasi" yang dilakukan militer Myanmar.

Baca Juga: Lionel Messi Kembali Catatkan Rekor di Laga Barcelona Kontra Real Betis

Sebelumnya, pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi dan sejumlah pimpinan Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) yang merupakan partai penguasa ditangkap pada Senin, 1 Januari 2021.

Penangkapan itu dilakukan usai beberapa hari bersitegang antara pemerintah sipil dan militer pascapemilu.

Dari kabar yang beredar bahwa penangkapan tersebut dilatarbelakangi oleh militer yang menyebut bahwa pemilu yang dilakukan tersebut diwarnai kecurangan.

Baca Juga: Terbaru Kode Redeem ML Mobile Legends Terbaru 9 Februari 2021 Dapatkan Hadiah Skin, Fragment, Diamond

Halaman:

Editor: Muhammad Hafid


Tags

Terkait

Terkini